Mohon tunggu...
Irma Irawati
Irma Irawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Seorang Ibu yang menyediakan waktu sepenuhnya untuk anak-anak, sambil sesekali menulis. Sangat tertarik pada dunia anak-anak dan hal-hal berbau tradisional

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Possesif

7 Desember 2012   15:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:02 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akulah yang pantas untuk kau cintai

Dibawah langit biru aku bersumpah

Diriku tanpamu apa artinya cinta

Arti cinta ini sudah menelan waktuku

Siang malam hanya untuk pikirkan engkau

Sejuta kali aku berani bersumpah

Diriku tanpamu apa artinya cinta

Suara merdu Melly Guslow dan Ari laso mengalun syahdu dari CD Audio di ruang tengah, menemani kesibukan Arimbi membersihkan rumah. Entah sejak kapan, Arimbi mulai suka lirik lagu ini. Yang ada difikirannya, serasa Arimbi banget. Tangannya sibuk mengelap perabotan sambil ikut bersenandung. Sementara, putri kecilnya tengah terlelap dalam buaian setelah Arimbi memandikannya. Tiba-tiba, sebuah ketukan di pintu depan mengagetkannya. Arimbi tergesa mengenakan jilbab, lalu bergegas menuju pintu depan. Arimbi menyambut ramah tamunya. Seorang Bapak setengah baya, berdiri di teras tanpa melepas helm di kepalanya. Ia langsung menyerahkan amplop coklat dan selembar nota untuk ditanda tangani.

Maaf bu, saya dari Olympia Tour. Mau menyerahkan pesanan tiket pesawat atas nama Pak Radit.” Si Bapak berhelm itu mengangsurkan amplop dan ballpoint untuk menanda tangani nota.

Ini tiketnya bu, untuk perjalanan Jakarta-Belitong, pulang pergi. Untuk dua orang. Silahkan ditanda tangani.”

Setengah gemetar, Arimbi menggoreskan tanda tangannya. Andai si Bapak memperhatikan, wajah putinya berubah memerah. Dadanya membuncah dengan rasa yang tak bisa dimengerti. Ia segera menyudahi transaksi itu tanpa banyak tanya. Agar si petugas segera berlalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun