Hubungan yang sehat adalah hubungan yang intim tanpa mengorbankan individualitas. Perbedaan dan identitas masing-masing individu masih diakui dan bahkan dihargai.Â
Artinya di dalam hubungan, kedua pihak sama-sama perlu dipenuhi kebutuhannya, tidak bisa berpusat kepada salah satu saja. Ini yang tidak bisa ditangkap oleh seorang EIP.
Bedakan hubungan dan keterhubungan
Cara yang paling sederhana untuk mengatasi toxic relationship dengan EIP adalah mengakhiri hubungannya. Artinya, mengambil keputusan untuk tidak lagi berurusan dengannya dan tidak lagi menemuinya.
Namun katakanlah memutuskan hubungan tidaklah memungkinkan paling tidak untuk saat ini. Contohnya, kita perlu memelihara orang tua yang adalah EIP, atau kita terpaksa harus bekerja bersama dengan seorang EIP.Â
Bila demikian, maka cara untuk mengelola hubungan tersebut adalah dengan mempertegas dan menjaga boundary antara kita dengan mereka.
Tiap kondisi hubungan tentu memiliki karakteristik masing-masing yang menentukan bagaimana menerapkan boundary. Namun prinsipnya adalah bedakan antara relationship (hubungan) dengan relatedness (keterhubungan).Â
Hubungan mengandung kedekatan emosional, sementara keterhubungan tidak. Kita berinteraksi karena sesuatu membuat kita terhubung, tapi tidak berarti kita perlu punya hubungan.
Interaksi berdasarkan keterhubungan membuat kita lebih berorientasi pada goal yang realistis dari interaksi tersebut, yaitu apa yang menjadi tanggung jawab kita karena faktor keterhubungan kita dengannya.
Sebaliknya, kita tidak akan berfokus pada hubungan yang ada di level emosional, seperti mengharapkan kedekatan, keintiman, penerimaan, dan sejenisnya.Â
Karena membawa isu emosional ke tengah hubungan dengan seorang EIP akan menariknya ke mode anak-anak yang sulit sekali untuk kita harapkan bersikap seperti orang dewasa. Itu sebabnya ia disebut emotionally immatured, bukan?