Mohon tunggu...
Willy BudimanWinata
Willy BudimanWinata Mohon Tunggu... Penulis - Work Psychologist, Family Advisor, Parenting Author, Co Founder Tanam Benih Foundation

Tulisan saya berlatarbelakang psikologi, yang berkaitan dengan keluarga, pernikahan, parenting, couple relationship, produktivitas, kerja dan karir, manajemen dan pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

6 Alasan Orang Toxic Sulit Dikenali dan Bagaimana Menghadapinya

27 Juli 2022   17:40 Diperbarui: 30 Juli 2022   00:15 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Mereka kelihatan seperti extrovert, tapi sebenarnya bukan

EIP suka menjadi pusat perhatian karena mereka self-centered. Dalam setiap percakapan, mereka ingin segalanya adalah soal mereka. Mereka ingin jadi satu-satunya yang berbicara karena mereka ingin orang mendengarkan cerita mereka saja.

Kita mungkin berpikir itu hanya karena mereka berkepribadian extrovert. Jadi wajar saja mereka seperti itu. Padahal, itu bukan karena mereka berkepribadian ekstrovert.

EIP akan menjaga supaya semua hal adalah soal dirinya dan bukan yang lain.

So you better be quiet and just listen to me because it’s all about me,” begitulah kira-kira pikirannya.

Orang yang extrovert mampu mengikuti alur percakapan dengan orang lain dan tidak keberatan untuk berpindah-pindah topik, yang belum tentu adalah soal mereka. 

Karena para extroverts mencari interaksi, bukan penonton yang mendengarkan saja. Mereka suka berbicara, tapi tidak bermaksud untuk menutup kesempatan orang lain berbicara.

6. Mereka bisa kelihatannya berempati, tanpa benar-benar berempati

Apa artinya berempati? Salah satu perspektif yang menurut saya sangat baik mengenai apa yang dimaksud dengan true empathy dikemukakan oleh Paul Ekman di dalam buku "Emotional Awareness, Overcoming the Obstacles to Psychological Balance and Compassion", yang ditulisnya bersama Dalai Lama.

Empati lebih dari sekadar kita merasa mengerti apa yang orang lain rasakan. Empati yang sesungguhnya adalah kemampuan untuk beresonansi dengan perasaan-perasaan tersebut.

Begini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun