"Nduk, tolong kau masukan santan kedalam panci yaa." Minta Ibu Rahayu kepada anaknya itu.
"Baik, Buk." Jawab Ariani sambil mengambil guci penuh santan diatas meja.
Tidak berapa lama santan yang direbut untuk membuat Opor Ayam itu mendidih diatas tungku api.
"Sudah sana, Ni. Biar ibu saja yang melanjuatkan memasak, kau bersiap saja untuk sekolah." Pernyataan Ibuk kepada Ariani yang berada didekat tungku api.
Mendengar pernyataan ibuk itu, Ariani segera meninggalkan dapur, dan menuju ke kamarnya.
Ariani adalah siswi tingat SMA. Sewaktu SMP dan 2 tahun SMA ia tempuh di kota kabupaten. Tapi sayang untuk tahun terakhirnya ini Ariani harus pindah sekolah ke dusun.
Sekolah di kota kabupaten dimulai  pukul 07.00, sedangkan sekolah di dusun dimulai pukul 07.30. Lebih lambat tiga puluh menit.Waktu yang berbeda ini membuat Ariani sudah siap lebih awal. Buku rapi didalam tas, tempat pensil lengkap, dan seragam sudah tersetrika. Jangan bayangkan setrika listrik, tapi setrika arang. Kalian tahu kan? Jadi cukup menyita waktu.
Setelah siap dan sarapan Opor Ayam yang dibuat esok tadi, Ariani berpamitan pada Bapak dan Ibuk untuk menyambut hari baru, pengalaman baru dan sekolah baru.
**
Tergopoh-gopoh Jumari mengeluarkan Sepeda Ontel dari gudang rumah. Jam sudah menunjukan pukul 07.20. Sepuluh menit lagi sekolah akan dimulai dan Jumari baru saja bangun dari tidurnya. Hal ini membuat hati berdebat terbayang jika dirinya terlambat masuk kelas.