"Tolong kesini, Rii. Abah mau berbicara dengan kau".
Tobari bergegas mencuci tangan dan kakinya di sungai yang jernih airnya, lalu masuk ke rumah. Tepatnya di ruang tengah. Disitu sudah terlihat Abah menunggu, duduk dikursi bambu.
"Rii, sudah saatnya kamu tahu suatu yang penting, dan mungkin selama ini belum kau ketahui. Tentang harapan Emak dan Abah ".
 Tobari terkejut ternyata bahasanya cukup serius, jadi Tobari mengambil sikap duduk yang lebih nyaman.
**
Beberapa hari ke belakang
Suara jangkrik melengkapi gelapnya malam. Hanya lampu cemprong yang bersinar dan yang lainnya gulita. Kunang-kunang pun tidak sangup melawan selimut gelap ini. Diluar rumah hujan, yaa hujan bulan Juni yang pertama. Agin malam membawa Tobari ke pulau kapuk mengalir bersama derasnya arus sungai.
Â
" Bah... Sudah saatnya kita memberitakan kepada Tobari, tentang  apa harapan kita kepadanya? Raut wajah Emak seakan memohon.
" Harapan apa Mak? Apakah tentang hal itu? Menurut Abah Tobari sudah tubuh sebagai anak yang baik". Jawab Abah memperhatikan.