" Anak Abah dan Emak memang luar bisa. Ya sudah Abah pergi dulu yaa, mau menghadiri acara perpisahan Pak Waji yang menjual sawah dan rumahnya tempo hari itu. "
Tobari beranjak pergi ke belakang rumah melanjutkan kegiatanya. Abah mendekat kepada Emak yang sehabis pulang.
" Mak, sudah aku sampaikan itu sesuai janji kita dulu". Ujar Abah seraya menjulurkan tangan kepunda Emak, meminta izin untuk pergi ke perpisahan Pak Waji. Sembari tersenyum lepas.
" Terimakasih, Bah. Sudah sana nanti Abah terlambat". Emak dengan raut senang dan menemuk pundak Abah.
**
Langit jingga menemani rasa penasaran Tobari ditepi sungai, tanda fajar sudah nyaris menyelesaikan tugasnya. Pulang dari ufuk barat dan esok kembali dari ufuk timur.
Setelah berbicara dengan Abah di ruang tengah waktu itu membuat Tobari semakin percaya diri. Dirinya tidak menyeangka arti namanya begitu hebat dan luar biasa. Namun masih ada satu tanda tanya besar dalam benaknya. Apa arti nama YUDISTSHIKHAN? Apa yang Abah dan Emak harapkan dari itu? Sebuah nama keluarga kah? Mengapa Abah dan Emak baru memberi tahunya sekarang? Tobari harus segera menanyakanya pada Emak. Ya segera, mungkin setelah Emak dan Abah pulang dari dusun seberang.
Jika sungai bisa berbicara. Dia (mungkin) bisa menjawab pertanyaan Tobari ini. Berikan saja dia waktu. Biarkan sungai bercerita.
Tamat
Tunggu lanjutan ceritanya...