"Tapi...tapi.." Gendis bergumam tak tahu apa yang harus ia katakan. Badannya mendadak lemah dan seakan ingin pingsan.
" Saat suami Oda Mae pergi meninggalkannya begitu saja, Oda Mae seakan tidak bisa menerima kenyataan. Dia mulai depresi dan keadaannya membuat Oda Mae dipecat dari tempatnya bekerja. Keluarganya berusaha membantu secara finansial, tapi itu saja tidak cukup. Oda Mae mulai mengabaikan anaknya. Bahkan kadang dia lupa menjemputnya dari sekolah. Wajah anaknya menyerupai wajah suaminya, laki-laki yang ia benci, yang telah meninggalkannya begitu saja. Jadi setiap kali ia memandang wajah anaknya kebencian itu kembali timbul. Terkadang kebencian itu dilampiaskan kepada anaknya. Sering anaknya dijadikan bulan-bulanan".
"Oda Mae tidak bekerja, tidak mengurus anak, tidak tidur, tidak makan, yang dilakukan hanyalah minum-minum dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Itu semua dilakukan untuk mengisi kekosongan jiwanya.Untunglah keluarga Oda Mae menyadari apa yang terjadi dan berpikir bahwa mereka harus turun tangan. Mereka mencoba mengambil hak asuh anaknya. Tapi tentu saja Oda Mae tidak setuju dan marah besar".
"Tapi lama kelamaan, keluarga Oda Mae akhirnya memutuskan untuk mengirimnya ke rumah sakit jiwa. Mereka mengurus dan menanda tangani semua dokumen yang di butuhkan, mereka berpikir inilah satu-satunya jalan terbaik buat semuanya. Setelah Oda Mae berada di rumah sakit jiwa, mereka akan mengambil hak asuh penuh anak Oda Mae".
"Sayangnya rencana itu tidak berjalan dengan mulus. Di hari saat mereka menjemput Oda Mae untuk dibawa ke rumah sakit jiwa, Oda Mae yang mabuk mengunci pintu rapat-rapat, menolak untuk keluar. Orang tua Oda Mae menelpon polisi untuk membuka paksa pintu apartemen, namun sudah terlambat Oda Mae telah mencekik anaknya sendiri hingga mati dan kemudian menggantung dirinya menggunakan ikat pinggang."
"Saya menyaksikan sendiri saat pihak ambulans membawa mayat Oda Mae dan anaknya keluar dari apartemen dan melewati depan apartemen saya ini. Saya juga menghadiri pemakaman mereka dua hari kemudian. Oda Mae dan anaknya dikubur di dalam satu lobang yang sama"
"Mayat mereka memang telah di kubur, tapi spirit mereka masih ada di apartemen itu, karena cara mereka mati arwah mereka masih akan terus gentayangan. Setiap malam saya dengar rintihan dari apartemen mereka, kadang terdengar seperti orang yang sedang menggaruk-garuk dinding"
"Orang tua Olga sudah lama ingin menjual apartemen itu, tapi karena cerita tentang Oda Mae sudah menyebar kemana-mana, jadi sejauh ini belum ada yang mau atau berani membeli apatemen itu!"
"Saya sudah bilang ke ayah Oda Mae setelah Oda Mae dimakamkan agar sebaiknya melakukan upacara pengusiran arwah gentayangan di apartemen Oda Mae. Tapi tentu saja dia menolak dan tidak percaya akan hal-hal seperti itu. Tahayul, katanya! Jadi saya yakin di sanalah anakmu ....."
Tiba-tiba wanita tua itu menghentikan ceritanya dan terdiam.
"Tapi .. saya kenal Oda Mae!" Teriak Gendis. "Kita berteman sudah beberapa bulan ini.. saling mengunjungi.. anak saya pun sering bermain bersama anaknya!"