Mohon tunggu...
Swidan
Swidan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Penulis Muda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Antara Dia dan Pertiwi

14 September 2017   13:24 Diperbarui: 16 September 2017   12:33 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertiwi menangis, menahan amarahnya. Hujan deras itu, adalah air mata dukanya yang mendalam. Petir itu, adalah puncak amarah yang ingin diperlihatkannya. Angin kencang itu, adalah lantunan emosinya. Awan hitam itu, adalah gambaran masa depan anak-anak bangsa yang nestapa.

Pertiwi ingat anak-anaknya yang lain, nun jauh disana. Dulu, kemarin, atau mungkin esok! Kau torehkan luka ditubuhnya! Kau tanamkan penderitaan dimasa kecil mereka yang akan berganti ledakan dendam dimasa dewasanya! Kau tertawa dalam duka mereka! Kau rampas senyumnya dengan kesakitan!

"Lindungi anak-anak itu! Bukankah kelak bangsa ini menjadi mercusuar dunia karena anak-anak itu?! Pertiwi memohon, meski tak ada yang mendengar. Tak adakah yang peduli dengannya!? Apakah nestapanya bukan lagi menjadi nestapa kalian? Apakah air matanya bukan lagi menjadi tangis kalian? Apakah jiwa-jiwa baik hanya sedikit yang masih tinggal di bumi ini?!

Rintihan anak-anak itu hanya menjadi nyanyian pilu antara dia dan pertiwi. Selamanya...

***

Ranah: Tanah

Paedofil: Orang yang mempunyai selera seksual terhadap anak kecil

note: diikutsertakan dalam lomba menulis bertema HAM kerjasama FLP dan Kedutaan Besar Swiss, GoetheHaus di Jakarta, September 2005

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun