Mohon tunggu...
Swidan
Swidan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Penulis Muda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Antara Dia dan Pertiwi

14 September 2017   13:24 Diperbarui: 16 September 2017   12:33 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Paedofilia?! Paedofil itu...?!

'Ya, kekerasan seksual terhadap anak-anak. Jika dibiarkan terus bukannya tidak mungkin akan memunculkan penyait. Anak-anak jalanan sangat rentan sekali, meski tidak menutup kemungkinan bukan anak-anak jalanan juga bisa terancam." Ujar dokter menjelaskan kepada Surya sambil berjalan.

''Hari-hari penuh penantian bagi Surya. Dia sangat iba kepada bocah lelaki malang itu. Surya sangat menyayangi anak-anak. Dirumahnya, ada dua anak yatim piatu yang diasuhnya, selain Tiara, anak kandungnya. Syifa terharu mendengar suaminya bercerita dan mengelus perutnya yang kehamilannya memasuki bulan kesembilan.

"Bagaimana masa depan anak-anak kita nanti ya, Mas? Dunia semakin tidak ramah, apalagi terhadap anak-anak" ujar Syifa cemas.

"Bukan dunianya, tapi manusianya, sayang" Surya menimpali pertanyaan istrinya.

***

Dikejauhan, dilihatnya dokter berlari. Tak lama kenudian keluar untuk memberikan penjelasan kepada Surya. Wajah dokter penuh teka-teki tentang apa yanga akan disampaikannya.

"Anak itu sudah meninggal!" ujar dokter menatap tajam mata Surya. Dibalas tatapan Surya yang tak sanggup berkata apa-apa.

"Biarlah ini diselidiki pihak berwajib. Mereka lebih tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya" ujar Dokter Rizal.

Hati Surya terenyuh. Tega sekali orang-orang jahat itu. Meninggalnya anak itu, berarti pupus harapan Surya dan Dokter Rizal untuk mendengarkan cerita tentang kekerasan yang dialami anak malang itu. Mungkinkah semuanya bisa terungkap tanpa adanya keterangan dari anak ini?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun