Kamal melaju dengan motor metic merahnya …
“Assalamualaikum, Indiraaa ? ”, nafas terengah-engah dan ketukan pintu yang melemah.
“Waalaikumussalam, iya sebentar yaa “, teriak mama Indira dari dapur belakang.
Cekrekkk … Pintu di buka.
“Wah Kamal toh, masuk le. Indiranya masih mandi. Tunggu sebentar di ruang tamu ya. Sini … sini, eh kamu mau minum apa le?”, sambut mama Indira seperti biasa, hangat.
“Maturnuwun tante, Kopi Kamal di rumahh juga belum habis.”, jawab kamal senyum-senyum.
“Indira mandi lama amat sih, gak tau lagi butuh apa, huh!” , gerutu Kamal membatin.
10 menit berlalu …
“Sopan banget sih orang telfon dijawab belum udah ditutup, bagusnya tadi usah dibukain pintu, hum…” , Indira sibuk mengeringkan rambut dan membawa laptop ditangan kanannya.
“Elah, ngambek. Kalo gak masalah penting juga gak akan kesini Ra.”, jawab Kamal yang ikutan ngambek.
“Tiap hari kamu ke sini Mal, tiap hari aku penting dong?”, batin Indira.