Mohon tunggu...
Wahyu Aning Tias
Wahyu Aning Tias Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia yang mempercayai menulis untuk menyembuhkan

Terimakasih Marx, Kafka, Dostoyevski, Chekov, Camus, Murakami, Coelho, Rumi Dari kalian mengalir kefasihan bertutur dan kebijaksanaan dalam diam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sahabat Luka

16 Maret 2017   15:51 Diperbarui: 16 Maret 2017   16:04 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Hei, ayolah! Kuantarkan kamu pulang, biar setidaknya Papamu bisa tenang.”

Dina tidak bergerak, “kalau memang begitu kenapa Papa tidak menjemput saja kemari.”

Marina mulai jengah dan menganggap sahabatnya jadi terlalu manja. Tetapi belum sampai dia mengutarakan pikirannya, bel rumah berbunyi beberapa kali.

“Hai, mungkin itu papamu?!” seru Marina dengan semangat lalu segera menuju ruang tamu untuk membukakan pintu. Tetapi, sungguh diluar dugaan bahwa yang datang bukan papanya Dina melainkan Patrick!

“Astaga! Ngapain kamu kemari?!” seru Marina antara panik dan marah. Dia takut kalau Dina keluar dan tahu siapa yang datang.

“Marina, please...aku sudah mutusin Dina buat kamu. Aku mohon terimalah cintaku!” katanya memohon hingga terbungkuk-bungkuk.

“Patrick!”

“Dina!”

Oh, my God...” Marina berusaha memegangi kepalanya agar tidak jatuh menggelinding.

What the hell are you doing here?!” kata Dina dengan nada ketus.

Why? Kita sudah putus, kan?! Jadi sekarang aku bebas mendekati siapapun.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun