Mohon tunggu...
Wahyu Aning Tias
Wahyu Aning Tias Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia yang mempercayai menulis untuk menyembuhkan

Terimakasih Marx, Kafka, Dostoyevski, Chekov, Camus, Murakami, Coelho, Rumi Dari kalian mengalir kefasihan bertutur dan kebijaksanaan dalam diam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sahabat Luka

16 Maret 2017   15:51 Diperbarui: 16 Maret 2017   16:04 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Nggak! Tuh, Mbak Dina baru selesai makan.” Katanya sembari menunjuk Dina yang langsung menghambur ke arah Marina.

“Riiin...aku diputusin sama Patrick!” begitu serunya sembari memeluk erat tubuh Marina yang terkejut.

“Apa?!” marina lalu memegangi kedua bahu Dina dan melihatnya bercucuran airmata. Mereka lalu berpelukan lagi, perlahan-lahan seragam Marina jadi terasa hangat.

Rupanya hari minggu kemarin Patrick memutuskan Dina. Katanya dia sudah tidak mencintainya lagi.

“Hanya itu yang da katakan?” tanya Marina penasaran. Tetapi sesungguhnya dia khawatir kalau Patrick bakal menyebut dirinya sebagai pemicu putusnya percintaan Dina dan Patrick.

Dina mengangguk sambil mengambil tisu lalu mengelap hidungnya. “Hanya itu, Rin. Sebenarnya aku berharap Patrick jujur. Instingku mengatakan bahwa ada orang ketiga diantara kami berdua, tapi aku tidak bisa mengetahui siapa dia sebenarnya.”

Marina menelan ludah. Bisa jadi orang itu adalah dirinya, tetapi Marina merasa tidak benar-benar bersalah. Patrick-lah penyebab semua kekacauan ini, bukan dirinya atau contekannya tempo hari.

“Memangnya kalau Patrick jujur apa efeknya buatmu? Toh, tetap saja kamu diputusin sama dia.” Tanya Marina penuh selidik.

“Yeah, setidaknya aku bisa menampar mukanya, terus pergi.”

“Pergi?”

Dina mengangguk pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun