"diem te, lihat itu, ada perempuan cantik yang rumahnya dibuat nginep marwiyah sama wulan"Â ucap saya
"beneran bang? masa cantik - cantik hidup sendiri" kate kembali bertanya
saya pun menjawab "iya te, tadi saya kedalem ngobrol bareng pas mau minta ijin , kelihatan engga ada siapa - siapa di dalemnya".Â
"mungkin sudah punya suami, suaminya sedang bekerja" kate membantah
"yah kalau kerja mah sudah sore kaya gini masa belum pulang" ujar saya
Bayu pun kembali berbicara "sudah dari pada penasaran, mending abis maghrib kita, ngopi ke situ, sambil menyelidiki, yatim piatu, janda atau sudah punya suami".Â
Ucapan banyu disetujui oleh semua. kami pun kembali bergegas ke dalem, ada yang mandi, ada yang masak hingga tak terasa suara adzan maghrib berkumandang di telinga.
setelah menyelesaikan solat maghrib dan makan pertama, saya banyu dan kate, bersiap untuk main ke warung ngopi sambil menyelidiki rasa penasaran.
Sudah sampai di depan warungnya, "bu ibu, ibuuuuu" suara banyu keras kaya manggil temenya sendiri.
emang bayu ini mulutnya ember banget, ga pernah makan bangku sekolahan kayanya mah.
"iya mas" terdengar lembut dari dalam, kembang desa pun bergegas keluar.