"Sekali lagi jika kamu mengombalin aku seperti itu, lain kali aku tak bakal menemani kamu lagi!"
     "Iya, iya deh, tapi memang....."
     "Memang apa lagi?", kataku sambil memotong pembicaraannya.
     "Tidak jadi deh!"
     "Maaf", kataku merasa bersalah.
     "Buat apa?"
     "Harusnya sebagai bawahan, aku tak boleh berkata seperti itu kepada atasanku"
     "Hahahaha..... biasa saja kai Lia, aku memang tidak pernah membeda-bedakan hal-hal seperti itu. aku hanya ingin menjadikan semuanya teman tanpa melihat status kita sebagai apa"
     "Ternyata kamu baik sekali ya mau beranggapan seperti itu, jarang sekali bos itu mau menganggap para karyawan atau bawahannya sebagai teman. Kebanyakan dari mereka sesuka hatinya memperlakukan para pekerjanya tanpa memikirkan bagaimana perasaan mereka"
     "Kamu tahu, aku juga pernah seperti para pekerja itu, bahkan lebih parah lagi diperlakukannya, makanya semenjak itu aku mengambil keputusan kalau aku dikasih kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin, aku tidak akan pernah memperlakukan para pekerjaku seperti itu. Dan sekarang, seperti yang bisa kamu lihat, aku mau memberi atau menerima perlakuan yang sama tanpa memandang perbedaan status. Jadi, jangan takut dan merasa bersalah lagi ya, hanya karena aku atasan kamu"
     "Siap bos" ujar ku