"Memang, kalau mau pulang, kamu mau antar aku pulang atau kalau aku mau lanjut jalan, kamu mau mengajak aku kemana?"
     "Iyalah, kan aku yang mengajak kamu pergi, ya aku juga yang harus mengantar kamu pulanglah, kalau mau lanjut jalan bareng aku, aku mau membawa kamu ke suatu tempat yang bagus dan jauh dari polusi kota. Jadi bagaimana, kamu mau pilih yang mana?"
     "Aku mau pilih yang kedua saja deh, soalnya aku juga lagi malas pulang sekarang!"
     Oke, kita cabut sekarang saja yuk, tapi tunggu aku bayar dulu ya!"
     Hario pun membayar makanan yang tadi kami makan lalu ia mengandeng tanganku keluar dari tempat itu menuju tempat dimana mobilnya tadi diparkirkan. Namun, aku tidak sengaja melihat lelaki yang tengah merangkul seorang wanita hendak memasuki warung lesehan itu. Yah, tidak salah lagi itu adalah Robert, pria yang tadi pagi membuatku menangis. Kini, Ia sedang berduaan bersama wanita. Aneh, kenapa aku ini? Terserah dialah, dia mau jalan sama siapa saja, terus apa urusanku dengan kehidupan dia. Robert kan bukan siapa-siapa aku, tapi hatiku terasa sakit melihat dia dengan wanita lain. Ada apa dengan diriku yang bisa merasa seperti itu sama pria yang beberapa hari aku kenal dan tadi pagi baru saja membuatku menangis.
     "Ayo masuk!", kata Hario yang sekarang telah membukakan pintu mobilnya untukku.
     "Eh, iya terima kasih!"
     "Kamu sedang memikirkan apa sih?", kata Hario lagi sambil menghidupkan mesin mobilnya.
     "Tidak ada, aku tidak memikirkan apa-apa kok!"
     "Yang benar, jangan-jangan sedang memikirkan aku lagi ya?", katanya sambil tersenyum nakal.
     "Hahahaha..... kamu ingin sekali aku pikirin sih!"