"Ya sudah, kalau begitu ayo aku bantu berdiri", katanya sambil mengulurkan tangannya.
"Lututku berdarah, aku tak sanggup berdiri rasanya kakiku sakit sekali untuk bangkit berdiri"
"Hmm... kalau begitu mari aku gendong", katanya sambil membungkukkan badannya.
"Eh, tidak perlu, aku tidak mau merepotkanmu"
 "Aku tidak merasa direpotkan kok. Aku hanya berniat tulus membantumu", katanya lembut sambil menatapku.
 "Terima kasih ya atas kebaikanmu"
Dia pun mengendongku menuju mobilnya. Sesampainya di dalam mobil, suasana hening, kami berdua pun terdiam. Dia masih fokus menyetir mobilnya. Akhirnya aku pun mulai membuka pembicaraan.
"Oh iya aku belum tahu namamu siapa?"
 "Namaku Robert, kalau nama kamu?"
"Namaku Lia"
"Hmm.... nama yang bagus", katanya sembari melempar senyum ke arahku.