"Hei, mbak ini saya mau bayar bukunya", kata seorang wanita membuyarkan lamunanku.
 "Oh iya mbak, maaf", kataku sambil menghitung harga buku tersebut di komputer.
 Aku tidak habis pikir. Kenapa aku bisa-bisanya memikirkan seorang pria yang telah membuatku kesal. Tak terasa waktu berlalu, aku segera bergegas pulang ke rumah tapi tanpa sengaja aku terjatuh saat hendak menuruni tangga kecil yang ada di dekat pintu keluar toko buku. Lututku pun berdarah. Aku tak mampu bangkit lagi. Tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan tangannya kepadaku. Aku melihat ke atas. Ternyata dia adalah pria yang tadi siang menyerobot antrian kasir pengunjung di kasirku.
"Mau ngapain lagi kamu kesini?", kataku sambil menahan perih luka di lututku.
"Mau ditolongin tidak? Kalau tidak mau ya sudah!", kata dia sambil melepas uluran tangan kasar.
"Awww...., dasar cowok tidak punya perasaan", kataku semakin kesakitan.
 "Hei, bukankah tadi kamu yang menolak untuk ditolong. Jadi, siapa sekarang yang salah?" jawabnya yang kini seperti membentak
  Aku bingung dengan sikapnya yang sekarang beda dengan yang tadi siang.
"Lagian, kamu ngapain malam-malam kesini?"
"Aku tadi tak sengaja lewat sini terus aku lihat kamu terjatuh. Aku sih niatnya baik mau menolong tapi, kalau tahu kamu sikapnya kayak begini, mending aku jalan terus saja tadi!"
 "Iya deh, aku minta maaf udah berpikiran yang buruk sama kamu", kataku sadar kalau aku salah.