Rara dan Miranda tersenyum serta terkikik-kikik. Itu sebagai bahan guyonan mereka di kala Pak Sugeng mentransfer ilmu.
“Busanya penuh di mulut.”
“Jleb.” Balasan dari Miranda membuat Rara kelepasan tawa.
“Siapa itu? Ketawa-ketawa.”
Keduanya pura-pura kembali konsentrasi. Sembunyi di belakang badan teman depan mereka. Rara menoleh ke kanan. Orang itu jua kebetulan memandangnya tak sengaja.
Yah… coba cowok ganteng nan terkeren duduk di sebelahku. Kayak di TV. Dua pemeran utama saling berpapasan mata. Lalu melemparkan senyum.
Ini... lagi-lagi Revi.
Revi menatap dingin kepada Rara. Rara membalas dengan senyum mencibir. Kemudian mengolok dengan juluran lidah.
Lihat rambut Revi yang kering kerontang itu cukup memuakkan dirinya. Bergelombang-gelombang. Tak pernah dirapiin. Seperti anak baru bangun tidur. Apalagi saban hari ketemu dia melulu. Coba deh dia pindah tempat duduk kenapa.
Rara sudah mengkritik dia terang-terangan. “Rambutmu tuh coba kayak Falen?”
“Apa? Si ombak laut?”