“Falen,” Danza-pengikut sekaligus teman dekat Falen-menoleh ke belakang, “dia masih bengong menengokmu.”
“Eg?” Falen tetap tenang berjalan kembali ke sekolahnya, “lihat saja akan kutunjukkan senyum mautku,” ujarnya kepada Danza. Falen balik ke belakang sambil melayangkan kiss bye ke arah ketiga cewek itu. “Dia gak akan tidur semalaman. Terbayang wajahku.”
Lesung pipit membekas di pipi Danza. Cowok kalem ini geleng-geleng kepala melihat pertunjukan Falen.
Miranda menghampiri Rara. Halangi temannya yang berdiri terpaku, diam bak patung. Efek yang ditimbulkan Falen. Padahal sudah melewati beberapa menit. Bahu Miranda bergidik, “Errgghh…”
“Kenapa kamu, Mi?” timpal Lolie.
“Gak tahan lihat tingkah dia.”
Miranda harus membuyarkan konsentrasi Rara. “Ayo, Ra! Kita harus pergi.” Miranda memutar badan Rara untuk pergi mengantri soto. Menu pesanan mereka siang ini.
“Dia, dia…”
“Aku tahu, Ra. Kita harus segera pergi. Banyak orang perhatikan kau.”
“Aku gak tahu dia di depanku. Aku bisa saja minta nomor hp-nya.”
TEK. Miranda mengetek jidat Rara.