Bukti Moril
Bukti ini mengemukakan bahwa pada segala orang ada kesadaran tentang kesusilaan, yaitu pengertian mengenai yang baik dan yang jahat. Hal ini dapat diketahui oleh karena ada yang menyatakannya, yaitu Tuhan. Bahwa yang ada di belakang semua yang ada ini adalah Tuhan yang hanya mungkin diamini oleh orang yang memang telah percaya tentang adanya Tuhan.
Selain dari bukti yang telah diterangkan di atas menurut iman Kristen, maka ada beberapa penyataan hakekat Allah dalam iman Kristen, yakni:
Tuhan Allah adalah Mahatinggi
Kemahatinggian bukanlah sesuatu yang gaib. Hakekat Tuhan Allah yang diungkapkan dalam kemahatinggian-Nya mengungkapkan karya Tuhan Allah atas dunia ini. Tuhan Allah mempergunakan kemahatinggian-Nya untuk mengasihi umat-Nya dan di dalam Kristus yang Mahatinggi itu telah menghampakan diri-Nya menjadi sama dengan manusia demi keselamatan manusia.
Tuhan tidak dapat dilihat
Oleh karena Tuhan Allah adalah Mahatinggi, maka Ia tidak dapat dilihat oleh manusia. Tuhan Allah tidak dapat dilihat ini juga bukan karena tabiat ilahi-Nya yang gaib, yang tidak berwujud, yang bersifat rohani dan akali, juga bukan karena kesimpulan akal Israel, melainkan karena Tuhan Allah tidak menghendaki dilihat oleh manusia. Demikianlah, yang tidak tampak menjadi tampak di dalam diri Yesus Kristus, untuk mendamaikan manusia atas dosa-dosanya dengan Tuhan Allah. Dari sini jelaslah bahwa hakekat Tuhan Allah tidak dapat dipisahkan dari kasih-Nya.
Tuhan Allah adalah Kudus
Artinya bahwa Tuhan Allah tidak dapat dilihat ada hubungannya dengan hakekat Allah yang dinyatakan atau diungkapkan di dalam kekudusan-Nya. Kekudusan Tuhan Allah berhubungan dengan kebenaran dan keadilan-Nya serta dengan kesetiaan-Nya. Karena Tuhan Allah adalah kudus maka Ia tidak akan mengesampingkan tujuan-Nya yaitu menjadi sekutu umat-Nya.
Tuhan Allah adalah Kekal
Tuhan Allah adalah kekal bukan berarti Ia membeku dan statis, melainkan kekekalan Allah adalah kekekalan yang hidup, yang tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan, waktu dan zaman. Oleh karena itu, jelaslah bahwa hakekat Tuhan Allah yang dinyatakan sebagai kekekalan itu berhubungan erat dengan kekudusan-Nya dan dengan kesetiaan-Nya.