Mohon tunggu...
Wahyu Noliim Lestari Siregar
Wahyu Noliim Lestari Siregar Mohon Tunggu... MAHASISWA -

Jangan Takut Bermimpi, dan Lukiskanlah itu dalam Kanvas Dunia mu yang Nyata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teologi Tuhan Mati Menurut F W Nietzshe

1 Juli 2016   07:25 Diperbarui: 2 Juli 2016   20:22 2263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keimanan yang diharuskan dan seringkali dicapai oleh Kristenitas awal di tengah-tengah jiwa bebas yang skeptis di belahan dunia selatan, di mana mazhab-mazhab filsafat tidak hanya berperang selama berabad-abad namun juga di mana kekaisaran Romawi mendidik manusia menjadi toleran, tidak sama dengan keimanan naif dan rendah yang diyakini oleh Luther, misalnya, atau Cromwell, atau para jiwa barbar selatan lain terhadap Tuhan dan Kekristenan mereka. Keimanan awal ini lebih mirip dengan keyakinan Pascal, sebuah keimanan yang memiliki aspek penalaran yang mengerikan – penalaran yang keras dan tahan lama. Semenjak awal, keimanan Kristen berarti suatu pengorbanan: pengorbanan atas kebebasan, kebanggaan, keyakinan diri spiritual; juga berarti penaklukkan dan pencemoohan-diri, penggundulan-diri. Ada kekejaman dalam keimanan ini, yang mewajibkan kesadaran yang lembut, berbeda dan seringkali dimanjakan.

Tinjauan Dogmatis teologi “Tuhan Mati”

3.1 Isi ajaran atau pandangan dari F.W. Nietzsche

a. Kritik atas Moralitas

Moralitas bukanlah sesuatu yang rasional, absolut, ataupun alami.Semua sistem moral sifatnya khusus, dipergunakan untuk tujuan tertentu dari pelaku atau penciptanya, dan menekankan suatu tatanan yang mendisiplinkan manusia demi kehidupan sosial dengan cara mempersempit pandangan dan membatasi cakrawala kita. Pandangan paling buas diarahkan Nietzsche kepada agama Kristen. Menurutnya, agama Kristen telah memenangkan sikap-sikap yang mencegah perkembangan manusia super yang vital, ganas dan ditentukan oleh kehendak akan kekuasaan. Agama Kristen mengajarkan cinta kasih, kesediaan untuk menerima, untuk tidak membalas dendam, untuk memaafkan, untuk mencintai musuh, untuk bersedia mengorbankan diri. Agama kristen memuji mereka yang berhati miskin, mau berdamai, baik hati dan lemah lembut. Moralitas, sebagaimana dimuat dalam “khotbah di bukit” (Mat. 5), bagi Nietzsche adalah tanda pemujaan terhadap yang sakitan dan kalah. Nietzsche membenci apa yang menjadi inti moralitas Kristiani, yaitu cinta kasih, perhatian kepada yang lemah, dan kerendahan hati karena menurutnya yang baik adalah yang angkuh, keras, yang maju mengikuti insting dan nafsu, tanpa memperhatikan mereka yang lemah.

Moralitas Kristiani oleh Nietzsche dianggap sebagai ‘Moralitas khas Budak’. Pemberontakan agama Kristiani atas agama Romawi diartikannya sebagai pemberontakan kaum budak yang sudah dimulai dalam agama Yahudi.  Menurut Nietzsche moralitas budak lahir dari sentimen (Ressemtiment) orang lemah terhadap orang kuat. Moral budak adalah moralitas kawanan (Herdenmoral), sikap orang yang selalu mengikuti kelompok dan tidak berani bertindak sendiri, yang perlu dipuji dan takut ditegur. Dalam moralitas budak, Nietzsche tidak hanya memasukkan agama Kristen, melainkan juga demokrasi dan sosialisme.

b. Kehendak-untuk-Berkuasa, Manusia-Atas (manusia super), dan Kembalinya Yang Sama secara Abadi

Nietzsche bukan hanya seorang filsuf, melainkan juga seorang pujangga dan pengkritik kebudayaan. Ia senang menulis melawan garis, terutama untuk mendestuksikan pendapat-pendapat yang sudah mapan. Yang dikehendaki Nietzsche adalah die Umwertung aller Werte, penjungkirbalikan semua nilai karena moralitas Kristiani adalah sebuah fiksi, suatu kedok yang menyembunyikan “Kehendak-untuk-Berkuasa” der Wille zur Macht. Moralitas Kristen mengasingkan manusia dari dirinya sendiri. Moralitas itu hanya akan menghasilkan hidup yang ceroboh, karena itu yang dibutuhkan adalah pembalikan semua nilai. Segala nilai harus diputarbalikkan (Umwertung aller Werten; Transvaluation of all values). Nietzsche secara fanatik menyangkal adanya Allah bukan berdasarkan pertimbangan filosofis-rasional, melainkan karena dengan adanya Allah ia tidak melihat ruang bagi pengembangan diri manusia. Allah dianggap sebagai musuh hidup. Karena itu membebaskan diri dari pikiran Allah berarti membebaskan manusia agar ia dapat hidup sendiri. Yang penting dengan keyakinan bukanlah terutama apakah keyakinan itu “benar” tetapi apakah keyakinan itu “menegaskan kehidupan”, mampu memberi kepada mereka yang mencari rasa kekuatan dan kebebasan dan kekuasaan. “Kehendak untuk berkuasa” merupakan konsep pokok karya Nietzsche. Diri atau ‘pusat kekuasaan’-lah yang mengatasi batas-batas dan menegaskan dirinya di atas yang lain. Kehendak berkuasa adalah sarana manusia, “makhluk yang paling lemah, dan paling pandai” untuk menjadi tuan atas dunia.

Manusia super adalah seseorang yang menyadari keadaan sulit yang dihadapi manusia. Ia menciptakan nilai-nilainya sendiri dan mampu membentuk hidupnya sendiri. Ia mengatasi kelemahan dan membencinya di dalam diri orang lain. Nietzsche mengatakan bahwa:

“But now this God is died! You Higher Man, this God was your geatest danger. Only since he has lain in the grave have you again been resurrected. Only now does the great noontide come, only now does the Higher Man become – Lord and Master! . . . Come on, you Higher Man! Only now does the mountain of mainkind’s future labour. God has died: now we desire – that the Superman shall live.”

Manusia sekarang harus dilihat sebagai suatu peralihan dari binatang ke “Manusia Atas” (Ubermensch). Perkembangan ke arah yang lebih tinggi diperlukan. “Manusia Atas” merupakan titik akhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun