Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 64. Pertempuran Segitiga

27 Januari 2025   19:19 Diperbarui: 27 Januari 2025   19:19 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada satupun pengawal yang memulai menyerang. Mereka berlima menunggu musuhnya lebih dulu bergerak. Namun yang ditunggu tetap saja tertawa-tawa pada tempatnya.

Demalung menimang-nimang lingkaran besi di tangannya. Dengan benda itu ia biasanya menangkis dan menolak serangan senjata lawan, juga membunuh musuh dengan pukulan pada dada atau kepala.

Kekuatan tenaganya yang besar yang disalurkan pada gelang besi yang digenggamnya, menyebabkan musuh-musuhnya seketika menghentikan perlawanan. Jika dadanya tidak hancur, pasti kepalanya yang pecah.

Namun sebelum senjata mereka sempat beradu, telinga mereka dikejutkan oleh gelegar suara cambuk yang berkali kali terdengar. Demalung mendongakkan kepalanya, memastikan dari mana sumber suara yang menggelegar itu. Pasti cambuk itu digerakkan oleh tangan yang sangat kuatnya.

Ketika suara cambuk itu sekali lagi membelah udara malam, tiba-tiba saja Demalung melompat dan berlari meninggalkan lawan-lawannya.

"Kalian kelinci-kelinci kerdil tak pantas melawanku." Kata Demalung sebelum meloncat pergi.

Sementara itu Sekar Arum telah membabat habis musuh-musuh yang menghadangnya. Geraknya benar-benar gesit dan lincah. Sepasang pedangnya berputar seperti baling-baling. Dengan ilmu peringan tubuhnya ia melompat kesana kemari, sekali menukik pedangnya mesti membelah tubuh lawan.

Banyak anggota gerombolan yang miris menyaksikan tandangnya. Bak garuda yang buas ia menerkam mangsa-mangsanya. Setiap kali ia dikepung oleh beberapa orang lawan, selalu dapat lolos dengan meninggalkan korban.

Tak bisa menyaksikan anak buahnya diobrak-abrik seorang perempuan, dua pemuda berwajah kembar menghadangnya. Dibantu oleh lelaki cebol yang bermata beringas mencoba untuk menghentikan ulah Sekar Arum.

Namun Sekar Arum tak mau terikat meladeni ketiga orang itu saja. Setiap lawan-lawannya hendak mengurungnya ia senantiasa mencoba lolos, untuk menyerang orang lain yang mengeroyok seorang pengawal.

Dengan caranya itu ia dapat membantu membebaskan para pengawal dari bahaya akibat jumlah lawan yang tak seimbang. Berulang kali dua pemuda kembar itu mengumpat, karena lawannya tiba-tiba hilang dalam riuhnya pertempuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun