Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 53. Wibawa Senopati Narotama

24 September 2024   22:53 Diperbarui: 24 September 2024   23:31 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

Tidak berselang lama Sekar Arum melompat dengan cepat. Dibarengi teriakkan yang tinggi melengking. Seperti kilat pedangnya bergerak membabat musuh-musuhnya.

"Ciaaaatttt" lengking teriakkannya.

Musuh-musuhnya  tak sempat menghindar dari sabetan pedang gadis itu. Akibatnya sungguh mengerikan. Empat kepala terbelah oleh pedangnya. Tubuh mereka terbanting di tanah, mengejang-ngejang sesaat, kemudian diam tak bergerak lagi.

Sekar Arum diam membeku memandangi musuh-musuhnya yang telah terkapar bersimbah darah. Matanya masih menyala. Ia tahan kemarahannya dengan menggigit bibirnya.  Kedua tangannya gemetar memegangi pedangnya yang memerah. Tetesan darah lawannya mengalir jatuh membasahi tanah.

Kemudian ia menengok lagi kearah medan pertempuran Sembada melawan ketiga musuhnya. Tanpa berpikir panjang ia bangkitkan Aji Garuda Sakti dalam tubuhnya. Seperti rajawali ia melompat dan terbang untuk membantu kekasihnya.

Betapa kemarahan menggelegak di dadanya. Sangat terlihat dari geraknya yang ganas ketika ia masuk ke arena pertempuran. Secuwilpun tak ia pertimbangan bahwa ilmu ketiga musuh Sembada sangatlah tinggi. Seperti elang yang cemas atas nasib anaknya di sarang, ia memasuki hutan yang terbakar, menyeruak lingkaran pertempuran yang sengit. Menyerang dengan ganas tiga lelaki yang tubuhnya berkobar.

Meski hawa panas seolah memanggang tubuhnya, namun pusaran angin yang ditimbulkan oleh geraknya sedikit mengurangi perasaan sakit dikulitnya. Ia terus melabrak siapapun yang berada di dekatnya.

Hingga sebuah kekuatan yang besar mendekapnya dari belakang. Sebuah totokan di punggungnya membuat gadis itu lemas. Ia tidak mampu meronta ketika seseorang membopongnya terbang menjauhi arena pertempuran.

Dengan ilmu peringan tubuhnya yang matang, Sembada lari menjauhi lawan-lawannya sambil membopong Sekar Arum yang terkulai lemas. Mata gadis itu saja yang leluasa bergerak memandang wajah lelaki pujaan hatinya. Nampak segurat kegusaran hatinya dalam tatapan itu. Seperti tak rela pemuda itu menghentikan tekadnya untuk membantu.

Sembada menurunkan tubuh Sekar Arum di bawah pohon yang rindang. Ia letakkan gadis itu dalam posisi duduk dan bersandar pada sebuah pohon. Ia belai rambut gadis itu sebentar.

"Jangan kau campuri pertempuranku. Aku mampu mengalahkan mereka. Jangan kau jatuhkan martabatku sebagai pendekar." Bisiknya pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun