Mulut Senopati Manggala mengangga, sungguh ia tak percaya dengan penglihatannya sendiri. Bahwa cambuk anaknya mampu mengeluarkan energi yang sangat dahsyat, yang dapat menghancurkan dua batu hitam sebesar gajah itu menjadi tepung yang berhamburan.
Lebih-lebih Sekar Arum. Ia menjerit tinggi setelah melihat betapa dahsyatnya ilmu yang dimiliki Sembada. Tanpa sadar ia berlari dan merangkul pemuda itu dan menciuminya tanpa sedikitpun malu dilihat beberapa mata di sekitarnya.
Dyah Tumambong melengoskan mukanya melihat peristiwa itu.
"Nah Soma Gedeg telah kau saksikan sendiri siapa yang mampu menghancurkan batu itu. Kau tidak berhak membawa tiga puluh keping emas milik Dyah Tumambong. Berikan barang taruhan itu kepada gadis kekasih Sembada." Kata Senopati Narotama.
Soma Gedeg tak berani menolak ucapan Senopati. Ia ambil kampil atau kantong sutra dari sakunya. Kemudian ia melemparkan kantong sutra berisi tiga puluh keping emas itu kepada Sekar Arum. Gadis itu menangkap benda yang melayang kearahnya, dan mendekapnya dengan hati gembira.
(Bersambung).
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H