Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 49. Pesta Seribu Tumpeng

2 September 2024   11:50 Diperbarui: 3 September 2024   14:44 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara Sekar Arum sudah berhadapan dengan Macan Belang Jantan. Lelaki menantu Singa Lodhaya itu telah ditinggal mati isterinya. Terbunuh oleh Sekar Sari di medan pertempuran Maja Dhuwur.

"Kau yang membunuh istriku dalam perang kemarin. Jangan coba-coba melawanku anak manis. Lebih baik kau kujadikan penggantinya. Kita bisa bersenang-senang dimanapun dan kapanpun. Hahaha." Kata Macan Belang Jantan.

"Puih. Siapa yang sudi jadi pengganti istrimu. Bukan aku yang membunuh Macan Belang Betina, putri Singa Lodhaya yang bernama Genduk itu. Tetapi kakakku, Sekarsari, yang membelah dadanya. Sekarang aku ingin memenggal lehermu untuk tumbal dusun kecil itu. Jungabang" Kata Sekar Arum.

"Jangan jumawa kau di hadapanku. Meski pedangmu rangkap, kau akan hancur tercabik-cabik cakarku." Kata Macan Belang Jantan.

Lelaki itu melompat dengan cepat menerkam lawannya. Namun Sekar Arum dengan cepat melompat maju menghadang, sambil mengirim tendangan kaki kanan. 

"Buuukk" sebuah benturan yang sangat keras terdengar. Tumit Sekar Arum yang telah dialiri tenaga dalam sampai puncak membentur perut Macan Belang Jantan.

"Aduuh, syetan." Lelaki berkostum kulit harimau loreng itu terlempar tubuhnya  ke belakang dan jatuh di tanah dalam posisi telentang. 

Dengan gesit ia menggulung tubuhnya dan menggelinding ke belakang, kemudian melompat berdiri. Ia berusaha menjauh dari lawan yang ternyata sangat perkasa itu..

Namun dengan cepat Sekar Arum melompat, dilambari ilmu peringan tubuh yang matang, ia manpu menjangkau jarak antara dirinya dengan lawannya. Seperti kilat menyambar di langit kaki kirinya menghantam dada Macan Belang Jantan.

Lelaki itu terlempar lagi, tubuhnya melayang jauh. Nasib buruk ternyata menimpa dirinya. Ketika belum sampai tubuhnya jatuh di tanah ia dilanda oleh kuda yang lari kencang yang ditunggangi seorang prajurit. Tubuhnya terpental lagi dan jatuh di depan Sekar Arum. Gadis itu mencabut satu pedang dan membabat punggung Macan Belang.

"Aaahhh" terdengar jerit menyayat dari mulut lelaki itu. Ketika tubuhnya jatuh di tanah, nafasnya tak terdengar lagi. Ia mati terbelah punggungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun