"Kemana para tamu yang lain ?" Tanya wanita pendekar itu#.
"Mereka mengikuti Sembada dan Sekar Arum ke suatu tempat Nyai. Senopati tidak memberi tahu kami ke tempat mana. Kami diminta menunggu di sini." Jawab seorang prajurit.
"Baiklah kalau begitu. Selamat istirahat." Kata Nyai Rukmini.
Wanita pendekar itu kemudian ke dapur lagi, memberitahukan kepergian tamu-tamu yang lain. Mbok Darmi sebagai pemilik rumah lantas berinisiatif untuk memasak makanan buat hidangan para tamu. Mereka sepakat untuk menanak pohong untuk hidangan itu.
Saat 'sirep bocah' waktu anak-anak kecil telah tidur, Sembada bersama rombongannya datang. Tiga wanita tua menjemput mereka di depan pintu. Sekar Sari melihat ibunya yang telah lama tidak dijumpainya, ia meloncat dari punggung kuda tanpa mengikat kuda itu terlebih dahulu. Ia berlari kearah wanita tua yang sudah dirindukannya itu.
"Bunda !!!" Teriaknya.
Semua mata menyaksikan Sekar Sari langsung merangkul leher ibunya dan menangis. Sekar Arum juga mendekati ibunya, ketiganya lantas saling berangkulan.
"Apakah hanya anak-anakmu yang kau rindukan Nyai." Kata Ki Ageng Gajah Alit. Wanita tua itupun bergegas jongkok di depan suaminya, dan menangis sambil merangkul kaki lelaki itu.
"Kakang !!!" Hanya kata itu yang sempat keluar dari mulut wanita tua itu.
"Nyai tidak bilang kalau akan menjemput ibu." Kata Sekar Arum.
"Bukankah aku sudah berkata, akan melengkapi kebahagiaan kalian?" Kata Nyai Rukmini.