"Tanyakan sendiri padanya." Jawab Sembada.
Sanepa mendekati salah seorang berkuda yang menemani Sembada itu. Ia angkat obornya untuk menerangi.
"Kau Sekar Sari. Tumben kau bersama Sembada. Biasanya kau tak pernah pisah dengan Handaka ? "
"Ia diperintah ki demang untuk menjemputku." Kata Sembada.
Tiba-tiba beberapa pengawal melompat pagar gardu perondan itu. Semua memberi hormat kepada Sembada. Tidal lama kemudian terdengar pula suara keras dari mulut pengawal yang baru turun dari gardu perondan.
"Sekar Sari, besok malam bersiaplah. Aku akan menjajagi ilmumu di panggung kademangan saat lomba tanding di sana."
"Apakah ada lomba tanding besok di kademangan ?" Sekar Arum bertanya.
Semua pengawal tertawa. Sekar Arum keheranan. Sanepalah yang kemudian menjawabnya.
"Apakah kamu sudah pikun Sekar Sari ? Kaulah yang mengusulkan lomba tanding itu beberapa hari lalu, dalam pertemuan di balai kademangan. Agar para pengawal tidak bosan berlatih, perlu acara yang menantang."
"Oooo Ya ya ya, aku lupa. Aku terima tantanganmu besok malam." jawab Sekar Arum dengan senyum manisnya. Ia baru sadar bahwa dirinya dikira Sekar Sari oleh para pengawal.
Â