Setelah makan siang bersama dengan Sembada, dan menyilahkan Sembada beristirahat di kamar tamu depan rumah lagi, Ki Wangsa Jaya duduk di serambi belakang ditemani anaknya.
Saat itu adalah kesempatan bagi Ki Wangsa Jaya menjajagi hati putrinya. Ia ingin tahu apa tanggapan putrinya atas pemuda yang telah diperkenalkan padanya.
"Gendis, apa pendapatmu dengan Sembada ?"
"Maksud ayah ?"
"Yah sebagai gadis apakah kau tidak punya pendapat terhadap seorang pemuda seperti Sembada ?"
"Ohhh. Ia gagah dan tampan."
"Hanya itu. Gagah dan tampan saja ?"
"Iya. Memangnya harus saya katakan apa ayah ?"
"Yah, apakah kau tidak tertarik andai dia jadi suamimu ?"
Tiba tiba Gendis Manis tertawa.