Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 21, Ilmu Sirep (Cersil STN)

17 April 2024   10:47 Diperbarui: 1 Juni 2024   22:13 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku akan menitipkan sedikit ilmu yang pernah aku peroleh dan ku pelajari semasa muda.  Aku pernah terdampar dalam lingkungan para perampok yang akrab dengan ilmu ini.  Ilmu sirep."

"Ilmu sirep ?  Dari mana ki demang dapatkan ilmu itu.  Kata guru ilmu itu umumnya banyak di miliki oleh para pencuri atau perampok."

"Gurumu benar.  Ilmu ini aku dapatkan dari seorang raja perampok di gunung Kendeng.  Saat muda aku pernah terjebak menjadi anggota gerombolan ini.  Ketika gembong perampok itu hendak menghadang mangsanya, para pedagang yang akan lewat jalan yang biasa mereka pakai untuk menjalankan aksinya, aku menyelinap kembali ke sarang mereka.  Aku urung mengikuti gerombolan itu.  Aku ambil sebuah kitab ilmu milik pemimpin mereka, dan aku bawa lari meninggalkan gerombolan itu.  Kini kitab itu masih ada padaku."

"Apa gunanya aku harus mewarisi ilmu itu ki demang ?"

"Kau menghadapi sebuah kelompok besar.  Murid-murid Singa Lodaya.  Mereka akan mengganggu tugasmu jika tidak dikendalikan.  Dengan cambuk Nagagenimu kau tentu bisa mengatasinya, namun itu akan memakan korban yang tidak sedikit.  Dengan ilmu sirep mereka bisa dibuat tidak berkutik, ketika kau sibuk menghadapi kesaktian guru mereka."

"Oh, benar.  Ki demang.  Ilmu itupun juga bisa digunakan untuk tujuan yang baik."

"Semua ilmu tergantung siapa pemiliknya Sembada."

Sembada mengangguk-anggukkan kepala.  "Baiklah ki demang, aku bersedia mempelajari ilmu itu.  Untuk tambahan bekal menunaikan tugas nanti di Alas Lodaya."

"Jika kau bersedia mempelajarinya.  Ada syarat yang harus kau tunaikan lebih dulu.  Yakni berpuasa selama tiga hari.  Pada hari ketiga kau harus pati geni semalam.  Tidak makan dan tidak tidur di sebuah tempat tertutup.  Jika dirumahmu tidak ada tempat yang bisa kau gunakan, kau bisa gunakan sebuah goa di dekat tempuran sungai di utara dusun Majalegi ini.  Aku akan menunjukkan tempat itu padamu."

"Aku sudah tahu tempat itu ki demang.  Aku sering berlatih sendirian di sana.  Di dalamnya ada sebuah ruang yang cukup lapang untuk aku gunakan mengasah ilmu cambukku."

"Baiklah.  Kapan kau akan memulai menyiapkan dirimu ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun