Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 20 Penjajagan Ilmu Lagi (Cersil STN)

31 Maret 2024   22:03 Diperbarui: 2 Juni 2024   14:06 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

_______

Tanpa sepengetahuan para pengawalnya, malam itu Senopati Narotama keluar dari kamar tempat peraduannya. Bersama dengan demang Sentika mereka menyelinap keluar induk kademangan Majaduwur. Lewat kebun kebun tetangga mereka pergi ke arah timur. 

Tempat yang mereka tuju adalah tanah lapang di selatan rawa pandan di dusun Majalegi.  Tempat itu dikelilingi pohon pohon besar yang tinggi berdaun rimbun. Cocok sebagai tempat untuk mengadu ilmu.

Sembada sendiri masih berada di rumah. Kebetulan simboknya sibuk membuat masakan pepes ikan untuk dijual di pasar esok pagi. Jadi sampai hampir tengah malam belum tidur. Sembada tak ingin ketahuan simboknya keluar dengan kostum pakaian yang mungkin dianggap aneh oleh simboknya.

Baru sesaat setelah kenthongan di rumah bekel Majalegi memecah sepinya malam dengan irama dara muluk, pertanda tengah malam,  terdengar pintu kamar simboknya berderit. Wanita tua itu telah masuk ke kamarnya untuk beristirahat.

Pelan pelan Sembada keluar rumah, dan bergegas lari dengan ilmu peringan tubuhnya ke tempat sebagaimana ki demang minta.  Di langit rembulan tak bulat lagi, purnama telah lewat sehari. Namun cahaya bulan masih terang benderang menyinari bumi. Sekejap saja Sembada telah sampai di tempat yang dituju.

Namun pemuda itu heran bahwa ki demang tidak sendirian. Seorang lelaki tegap perkasa dan berwibawa menyertainya. Sembada belum pernah ketemu, apalagi mengenal lelaki yang menyertai ki demang.

"Selamat malam Sembada. Maafkan aku tidak memberi tahu lebih dulu padamu. Aku datang berdua dengan orang yang mungkin belum kau kenal."

"Selamat malam ki demang.  Salam hormatku untuk ki demang.  Tak perlu ki demang sungkan, tak memberi tahuku bahwa ki demang tidak sendirian.  Justru aku suka akan mendapat teman baru yang kini menyertai ki demang." jawab Sembada tanpa berprasangka.

"Salam hormatku untuk tuan yang gagah perkasa. Saya senang bertemu tuan. Perkenalkan namaku Sembada. Kawula kademangan Majaduwur yang dipimpin ki demang Sentika." kata Sembada kepada kawan ki demang.

"Terima kasih anak muda. Kau begitu lembut dan sopan. Sama sekali tak mencerminkan bahwa dirimu seorang pemuda yang sakti mandraguna."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun