Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 14. Menjual Kayu Bakar

24 Maret 2024   17:30 Diperbarui: 18 September 2024   19:24 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

"Maafkan anakku ki sanak.  Ia terlalu sembrono menuduhmu."

"Tidak apa-apa tuan.  Hanya kesalah pahaman biasa."

"Kau dari mana anak muda.  Menjual kayu bakar kesini."

"Saya dari dusun Majalegi.  Anak janda miskin tua bernama simbok Darmi."

"Belum pernah aku melihatmu sebelumnya, sebagai warga kademangan sini."

"Saya baru saja datang dari pengembaraan, dan pulang menemui simbok saya."

"Baiklah, sekali lagi aku minta maaf.  Aku sedikit tertarik kepadamu.  Seorang pemuda anak orang kebanyakan, tapi memiliki ilmu olah kanuragan yang cukup tinggi.  Jika diteruskan belum tentu anakku akan menang melawanmu."

"Kalau begitu akan kami teruskan Ayah.  Siapa yang bakal menang di antara kami."

"Tidak.  Sudah cukup.  Perkelahian ini tidak ada gunanya.  Ia telah mengaku anak warga  kademangan kita.  Oh, Ya.  Siapa namamu anak muda ?"

"Sembada tuan. "  Jawab sembada.

"Sembada ?!!!"  Terdengar kata Sekarsari dengan nada agak tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun