Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 14. Menjual Kayu Bakar

24 Maret 2024   17:30 Diperbarui: 18 September 2024   19:24 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa kau menghindar terus, tak mau membalas seranganku. ?"  Katanya marah.

"Aku tidak punya persoalan dengan tuan.  Tuanlah yang sembarangan menuduhku."

"Persetan.  Aku tak peduli kau bisa membalas apa tidak, pedang ini akan mengakhiri petualanganmu."

Ki Demang Sentika memperhatikan terus pertempuran itu.  Lama-lama ia mengenal gerakan-gerakan yang dimainkan oleh lawan anaknya.  Anak itu terlihat tidak sepenuh hati melayani Handaka.  Jika ia mau anaknya tentu sudah dapat dikalahkannya.

Sebagai ayah dan guru hatinya  lama-lama menghangat pula. Namun tidak ada alasan baginya untuk menggantikan Handaka melawan pemuda gagah itu.  Sebelum mendapatkan malu ia harus segera melerai pertempuran itu

"Handaka cukup.  Hentikan perkelahian.  Kau tidak punya bukti kuat menuduhnya sebagai mata-mata."

Ki Demang lantas meloncat di tengah-tengah mereka.  Kedua tangannya ia rentangkan dan jari-jarinya terbuka sebagai pertanda ia minta keduanya berhenti.

Sembada meloncat mundur.  Namun Handaka sedikit kecewa ayahnya telah menghentikan pertempuran itu.

"Kenapa ayah menghentikan pertempuran ini.  Sebentar lagi tentu dia tinggal namanya saja dikenang."

"Kau tak cukup bukti untuk menuduhnya.  Jika tuduhanmu keliru dan keluarganya tahu ia mengalami celaka di sini akan jadi persoalan yang panjang."

Akhirnya Handaka memasukkan kembali pedangnya ke dalam wrangkanya yang tergantung di pinggangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun