Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 11, Anak Angkat (Cersil STN)

22 Maret 2024   14:12 Diperbarui: 3 Juni 2024   10:34 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mati kenapa Nek."

"Sakit.  Nenek tidak mampu membawanya ke dukun.  Tak sepeserpun uang yang aku punya."

"Ohhh,..."

"Setelah anakku meninggal, suamiku pergi dengan wanita lain.  Aku tinggal sendiri di gubug reyot peninggalannya."

Dalam perjalanan Nenek itu terus mencurahkan isi hatinya.  Ia merasa hidupnya tidaklah beruntung, semua yang ia sayangi pergi meninggalkannya sendiri.  Hati Sembada iba mendengarkan cerita si nenek.

Karena nenek jalannya lamban, ketika sinar matahari telah menyengat kulit mereka baru sampai di rumah nenek.  Sama seperti rumah Kakek Narto, rumah itu terbuat dari bambu, baik tiang dan dindingnya.  Atapnya dari daun padi.

Meski halaman rumah cukup luas, namun sama sekali tidak terawat.  Banyak tanaman liar tumbuh di sana-sini.  Pasti semuanya karena nenek sendirian, apalagi umurnya juga sudah tua.

Ia membawa tempayan yang dipanggul di pundaknya ke belakang rumah seperti petunjuk nenek.  Ditempatkannya tempayan itu di dapur, menggantikan tempayan yang telah pecah.  Setelah selesai dipersilahkan Sembada duduk di depan.

Sembada duduk di amben bambu depan rumah.  Sama seperti rumah-rumah lain di dusun itu.  Amben itu biasa dipergunakan untuk menemui tamu yang baru datang.

Nenek membuka rumahnya.  Ia membawa sesisir pisang dan air minum dalam bumbung bambu,  Karena merasa haus Sembada meminumnya beberapa teguk.

"Untung pisang ambon simpananku masih ada.  Tinggal sesisir.  Rupanya ini rejekimu anak muda."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun