Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 10 Bantu Si Lemah (Cersil STN)

21 Maret 2024   15:32 Diperbarui: 3 Juni 2024   10:37 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Yah, aku akui kami bersalah.  Tapi sejak dulu warga sudah tahu, jika pertandingan itu untuk warga kami."

"Aku juga warga Sambirame, dari Dusun Suwaluh."

"Aku tidak pernah tahu kamu orang Suwaluh.  Tidak ada pemuda dari Suwaluh yang secakap kamu berkelahi."

"Sekarang ada."

"Kamu anak siapa ?  Aku kenal semua orang Suwaluh."
Sembada tidak mengucapkan nama.  Jika ia menyebut tinggal di rumah Kakek Narto, hal ini pasti akan membahayakan keluarga itu.

"Hahaha, aku memang bukan warga Suwaluh.  Aku datang dari Kademangan Majaduwur.  Kau mau apa"

"Kademangan Majaduwur ?  Berarti benar kata Ki Lurah.  Kau adalah pemuda yang membantu dua belas orang berkuda yang kami rampok di hutan Waringin Soban."

"Ya, dan kalian lari tunggang langgang."

"Setan.  Kau memang anak demit.  Sekarang kau datang membawa harta hasil jerih payah kami.  Kembalikan."

"Enak saja.  Jika kau sudah mampu melangkahi mayat saya baru aku kembalikan."

Enam orang itu segera mencabut pedang mereka dari sarungnya.  Kemudian bergerak melingkar mengepung pemuda bertongkat bambu itu.  Sembada segera bersikap waspada, sewaktu-waktu pedang mereka dapat saja meluncur menyerangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun