"Bawa saja kek. Â Gunakan sebaik-baiknya." Jawab Sembada.
Lelaki tua itu menyelempitkan tiga parang dalam tumpukan kayu yang telah ditali. Â Ia lantas membungkukkan badannya ke arah Sembada, kemudian pergi melanjutkan perjalanannya.
Sembada memandang berkeliling. Â Baru sadar ia dipandangi oleh banyak orang. Â Ia tundukkan kepalanya dan melangkah pergi ke dalam pasar.
"Simbok sudah menutup kedai ?" Tanya Sembada kepada Mbok Kanthi.
"Iya Ngger. Â Simbok takut. " jawab wanita tua itu.
Sembada mengangguk sambil memandangi ibu temannya itu dengan rasa kasihan. Nampak wanita tua itu gemetar badannya.
"Aku belum membayar makanku dan minumku Mbok."
"Sudah nggak usah Sembada. Â Kau kuanggap anak sendiri."
"Nggak bisa begitu mbok. Â Simbok bisa rugi." Â Ia ulurkan uang sekeping perak.
"Wooo nggak ada kembaliannya ini,"
"Termasuk tiga orang itu yang belum bayar mbok. Â Sisanya bawa saja buat simpanan."