Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ramadan Indah untuk Renata

19 April 2023   21:17 Diperbarui: 19 April 2023   21:19 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Foto Wahyu Sapta.

Edo cemas bukan kepalang.

"Apa aku perlu jemput kamu, Dik?"

"Nggak usah. Aku sudah di rumah. Nanti pekerjaan Abang gimana? Aku baik-baik saja, hanya butuh istirahat."

Renata bimbang, antara batal puasa atau tidak. Tetapi pusingnya tak mau juga pergi. Ia lalu mengambil gelas, diisikannya susu dan air. Mengaduknya, kemudian diteguk pelan. "Ya Allah, maafkan hamba-Mu," 

Ia berjanji akan menggantikan selama tak puasa di hari lain. Esok hari seandainya cukup sehat, ia akan berpuasa kembali. 

***

Pagi-pagi selepas subuh, Renata mempersiapkan beras dan telur. Akan dihantarkan ke rumah Bu Endang. Tujuannya adalah menyampaikan fidyah selama dua hari tidak puasa. 

Bu Endang sering membantunya saat diperlukan. Mencuci dan setrika baju milik Renata. Begitu pula saat Renata butuh bantuan lainnya. Tidak tiap hari, karena Bu Endang kadang ke pasar, sebagai buruh gendong belanjaan. 

Renata memiliki keinginan, jika ada rezeki, membuatkan kios kecil untuk Bu Endang. Kios yang menjual sembako kecil-kecilan. Bu Endang nantinya tak lagi harus ke pasar. Tetapi masih keinginan, karena rezeki belum mencukupi.

"Terimakasih, Nak Renata. Semoga Gusti Allah yang membalas kebaikan ini," 

Renata mengaminkan doa yang terucap dari mulut Bu Endang. Ia merasa lega, hutangnya lunas saat tidak puasa lalu dengan memberikan fidyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun