Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ramadan Indah untuk Renata

19 April 2023   21:17 Diperbarui: 19 April 2023   21:19 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Foto Wahyu Sapta.

***

Hari kelima ramadan, bayi yang ada dalam kandungan Renata sedikit rewel. Ia merasa mual dan pusing. Padahal pada saat sahur tadi, cukup asupan makanan yang masuk dalam perut. Gizi juga sangat diperhatikan. Susu khusus untuk bumil juga sudah diminum. Tetapi rupanya bayi yang ada dalam kandungan tak mau diajak kompromi. 

Renata mengelus perut sambil berkata, "Nak, Bunda sayang kamu, jangan sedih ya. Baik-baik di perut Bunda." Bayi yang ada dalam perut bergerak, seperti mengerti kegundahan Renata.

Akibat pusing, pekerjaan jadi terabai. Renata memiliki usaha fotokopi, yang ia rintis sejak sebelum menikah dengan Edo. Lumayan maju. Letak kios dekat kampus, menjadikannya laris. Hampir tiap hari selalu ramai. Sudah ada empat mesin fotokopi, terjajar rapi. Jika tahun ini bisa mencapai target, ia memiliki rencana untuk menambah mesin fotokopi.

"Yun, gantikan aku dulu. Mbak mau pulang," 

"Kenapa, Mbak? Sakit? Aduh, Mbak Renata harusnya jangan puasa dulu,"

"Nggak papa, aku hanya sedikit pusing,"

Yuni menggantikan posisi Renata di meja kasir. Sudah lama ia bekerja di kios fotokopi. Sejak awal berdiri hingga sekarang. Bisa diandalkan jika Renata sedang sibuk atau ada kepentingan mendesak. Yuni sudah seperti adik sendiri. 

Yuni selalu kagum pada sosok Renata. Sejak dulu, Renata memiliki semangat positif dan membawa aura baik pada sekitar. Termasuk tempatnya bekerja. Itu sebabnya Yuni betah.

Sesampai di rumah, Renata menelpon Edo. 

"Bang, aku pusing,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun