Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Bisa Pindah ke Lain Hati, Katamu

15 Maret 2018   20:29 Diperbarui: 15 Maret 2018   22:05 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.

"Belum ada yang cocok, bu." jawabku pelan.

"Sava, dia dulu juga kuliah di kota ini lho, barangkali kamu mengenalnya. Fahrizal namanya."

Deg! Apakah dia Izal? Kamu? Fahrizal Pambudi? Kok kebetulan sekali? Apakah ini yang dinamakan jodoh? Ibu memang belum begitu mengenal Izal, karena aku mempunyai banyak teman. Antara aku dan Izal hanya bersikap teman biasa, meskipun berpacaran. "Apakah karena ini kamu menghilang? Karena dijodohkan? Dan kamu tahu sebelumnya? Curang! Kamu curang, Izal! " kataku dalam hati.

"Baik, bu, Sava akan mencobanya. Tapi tidak ada paksaan kan, jika aku nggak menyukainya?"

"Iya, ibu juga tidak memaksamu." Bapak berdehem, membuat aku dan ibu berpaling ke arah Bapak.

"Ayo, Sava, makan dulu, ini lho empal daging. Kamu suka kan? Pokoke mak nyus." Bapak nimbrung ikut berbicara, meniru gaya pak Bondan. Kami semua tersenyum.

Baiklah, aku makan dengan lahap. Ketika kami selesai bersantap malam, ibu menahanku untuk tidak segera masuk kamar.

"Sebentar Sava, ibu punya foto nak Fahrizal, ibu ambilkan, ya." 

Fahrizal Pambudi?

***  

Terasa de ja vu, ketika akhirnya aku bertemu denganmu. Kamu masih sama seperti dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun