"Jangan lupakan klan mereka yang sudah membunuh Ratu terdahulu! Juga Ratu ini tertidur lama sebab siapa?!" teriak Vilda dengan mengeluarkan api ungu.
"Jangan Ratu!" teriak Yuki dengan melotot. Tiba-tiba kasurnya terbakar dan membuat keduanya panik. "Habis udah kamar gue!"
***********************************
Beberapa hari terakhir Vilda dimasukkan ke dalam sekolah. Mereka berdua menjalani kehidupan sebagai pelajar.
Lalu beberapa hari ini juga Vilda tetap saja terlihat cuek dengan keberadaan manusia di tempat ini. Yuki bahkan tidak bisa lagi menegur Vilda yang mempunyai dendam lama.
Tatapannya yang tajam itu membuat murid sekolah lagi merasa takut. Yuki salah satu orang yang menjadi kenalannya selama di sekolah.
Ia juga sudah mengetahui beberapa kata modern dunia manusia. Mata dan rambutnya ia ubah menjadi cokelat.
"Vilda kantin, yuk!"
Namun, ada satu manusia yang berani dekat dengannya. Gadis itu selalu saja membuat amarahnya meluap.
"Nggak lo aja sendiri!" tolak Vilda dengan menepis tangan gadis itu. Ia tidak tertarik bergaul dengan pengkhianat.Â
Ia berdiri lalu pergi begitu saja. Rumput dan tanaman lain tampak menunduk seolah menghormati ratu klan peri itu.