"Ratu berhenti! Dia dari klan kau!" teriak Alarick dengan memegang tangan Vilda.
Vilda justru semakin menambahkan kesakitan kepada para peri pengkhianat. Lalu berhenti saat mendengar kata ampun dari Yuki.
"Ratu coba ikut hamba ke Rumah Sakit. Lihat dan buka mata Ratu," ucap Yuki dengan bersujud.
Vilda hanya menatap datar. Lalu melakukan teleportasi dan sekejap berada dalam kamar bunda Yuki.
Ia menatap selang yang berada di tubuh wanita paruh baya itu. Ia melangkah dan awalnya dihentikan oleh Yuki.
"Ratuku kau mau melakukan apalagi?" tanya Yuki dengan raut wajah dingin.Â
Vilda menepis tangan Yuki. Kemudian menghentikan waktu dalam sekejap semuanya membeku.
Ia menatap wajah wanita yang selalu sabar. Ia terlihat sedikit tersentuh, tetapi sakit hati dari pengkhianat tidak pernah bisa hilang.
"Hanya ini yang bisa Ratu bantu," gumam Vilda dengan menyalurkan cahayanya di kening wanita itu.
"Vilda …"
Dalam secepat kilat Vilda menghilang dari kamar. Air matanya turun dan berubah menjadi kristal ungu juga berlian.