"Tunggu! Jadi siapa yang celaka? Mengapa kalian harus bertengkar karena masalah sepele?" sela Alarick dengan berdiri di tengah keduanya.Â
"Hamba ini selama Ratu tertidur tinggal sama dua orang manusia. Mereka baik kepada hamba juga Ratu, tetapi Ratu selalu saja cuek dengan para manusia." Yuki menatap tajam Vilda. Ia masih tidak terima perbuatan Vilda walaupun dia seorang ratu klan peri.
Alarick mengelus tengkuknya. "Cukup rumit, tetapi Yuki jangan lupa klan kau musnah karena bangsa manusia. Mereka sepakat untuk tinggal berdampingan dan saling melindungi, tetapi mereka justru serakah dan membunuh klan peri. Ratu kau itu sudah berjuang habis-habisan melindungi klan nya, tetapi apa yang kalian beri? Sebuah pengkhianat."
"Tapi …"
Alarick mengangkat tangannya. Ia menatap Vilda dengan menundukkan tubuhnya sekilas.Â
"Lalu Ratu juga salah …"
"Ratu ini tidak salah! Itu karena mereka pengkhianat!" teriak Vilda bergema di dalam hutan. Rumput-rumput bahkan menunduk karena ketakutan.
"Tapi mereka yang sekarang tidak ikut dalam perang waktu itu. Mereka hanya manusia biasa. Sama seperti klan peri dan pack Bluemoon salah satu dari mereka juga ada yang baik dan jahat," celetuk Alarick dengan tersenyum tipis.
Vilda hanya tertawa miris. Suara tawanya terlihat menakutkan bagi penghuni hutan.
"Terserah kalian mau bilang apa. Ratu ini tetap tidak bersalah. Klan manusia harus musnah seperti klan peri. Lalu para peri yang pengkhianat akan mati dalam detik ini juga," desis Vilda dengan mengeluarkan cahaya ungu perpaduan merah.
Seketika Yuki berteriak dengan memegang lehernya. Dari mulutnya keluar darah cukup banyak.