Mohon tunggu...
Moch Tivian Ifni
Moch Tivian Ifni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis and pebisnis

Saya suka menulis apapun itu. Sekarang mencoba untuk memulainya dari nol. Mohon bimbingnya para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Segitiga Cinta Iyan

3 November 2023   18:17 Diperbarui: 3 November 2023   18:24 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

COKELAT SOLUSI RASA

Gelisah!, perasaan yang berselimut tebal di hati Iyan akan pikiran kekecawaan yang di rasakan Fida. Dia hanya diam melamun, memegangi ponsel duduk dibonceng Bilqis saat di perjalanan.

"Mas, yang mana kosnya?"

Baca juga: Segitiga Cinta Iyan

Suara lembut, merdu Bilqis membuyarkan rasa gelisahnya dalam lamunan ketika sudah masuk daerah kosnya.

"I..ya, itu Qis!" Jawab Iyan yang menunjuk sebuah bangunan rumah di depannya yang nampak sederhana namun luas.

Rumah kos Iyan memang berbeda dari tempat kos biasanya di Surabaya dimana rumah kosnya memiliki bangunan seperti asrama namun tak bertingkat.

Baca juga: Segitiga Cinta Iyan

Bangunannya berbentuk huruf leter L yang memiliki sembilan kamar dengan sebuah dapur6 yang digunakan seluruh penghuni masak.

Ditambah ruang tengah sebagai tempat para penghuni bercengkrama dengan sebuah televisi.

Kamar mandi umum disana ada dua, lengkap dengan toilet dimana kamar mandi itu yang dipergunakan bagi kamar yang tak memilikinya seperti kamarnya Iyan.

Baca juga: Segitiga Cinta Iyan

Bilqis berhenti, menginjak rem tepat pada bangunan yang ditunjukkan Iyan.

"Ini, mas!" kata Bilqis yang sudah berhenti tepat di jalan depan rumah.

Lamunan akan kegelisahan datang, menari indah dalam hati dan pikiran Iyan hingga membuat Iyan tak menyadari telah sampai. Bahkan tak menyahuti sebuah pertanyaan dari Bilqis.

"Dari tadi kok diam terus mas!"

Suara sedikit keras tapi masih merdu kembali keluar dari mulut Bilqis yang bertanya keanehan tingkah Iyan seusai menerima pesan Whatsapp.

Iyan tersadar dengan posisi tetap duduk di jok belakang motor Bilqis. dia pun menjawabnya "Loh, sudah nyampek".

Jawaban yang salah dari pertanyaan yang Bilqis ucapkan, membuat keanehan berbaur kecurigaan menggelayuti batin Bilqis. Tapi keterbatasan haknya yang buat Bilqis sadar dengan membatasi keingintahuan akan sebab tingkah Iyan itu.

Kenyataan yang menjadikan Bilqis hanya bisa diam, memendam perasaan keingintahuannya akan alasan Iyan bersikap aneh dengan berharap pada kejujuran hati Iyan kepadanya.

Dari dalam rumah kos, Firu yang berjalan menuju kamar mandi, melihat Iyan bersama Bilqis dengan posisi duduk berdua di atas motor hanya bisa menggelengkan kepala.

Nampak jelas dirinya heran atas apa yang dilihatnya karena Firu tahu gadis itu bukan lah Fida. Wanita yang dia kenal sedang dekat dengan Iyan.

"Bermain api nih anak"

Gumaman Firu yang tetap berdiri memandangi Iyan yang sekarang sudah berdiri, turun dari motor.

Kecewa!, mungkin itu yang Firu tunjukkan melihat sahabatnya, Iyan yang melakukan kesalahan atas ketidak konsistenannya dalam menjaga rasa untuk Fida.

Namun dia tetap diam, berlalu pergi untuk berjalan menuju kamar mandi. Menunggu segala penjelasan yang akan diberikan oleh Iyan nanti tanpa menjudge dengan kemarahan atas kekecewaan di hatinya.

Firu merupakan salah satu dari dua sahabat dekat Iyan di kos yang tahu dan mengenalnya juga Fida dengan baik. Bahkan tahu seperti apa kedekatan Iyan dan Fida meski tak memiliki kepastian sebuah hubungan

Dia adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan pascasarjana di salah satu universitas Negeri di Surabaya.

Sedangkan sahabat Iyan satu lagi bernama Revo yang juga mahasiswa tapi menempuh pendidikan sarjana di salah satu kampus swasta di Kota Surabaya. Dia juga bekerja paruh waktu sebagai montir dinamo di sebuah bengkel.

Ketiganya sudah bersahabat sejak pertama masuk kos, kurang lebih sudah empat tahun. Selama bersahabat, keakraban mereka terjalin kuat bahkan sering sharing permasalahan baik keluarga, cinta dan ekonomi sehingga membuat satu sama lainnya sedikit banyak tahu.

Iyan yang sudah turun dari motor dengan posisi berdiri, berucap "Terima kasih".

Ucapan sederhana penuh makna balasan kepuasan atas pertolongan yang diterima.

Bilqis tak menyahuti secara lisan, dia hanya mewakilkan balasan pada senyuman manis seraya kembali mengendarai motor untuk kembali ke kosnya.

"Hati-hati!"

Bukan hanya peringatan yang Iyan teriakkan, tapi juga kekhawatiran karena sebuah rasa kepada Bilqis saat sudah berlalu pergi mengendarai motornya.

Iyan tahu, ini salah. Tapi hatinya nyaman. Dia tak munafik akan itu semua. Sampai dalam hatinya pun terpanjat doa.

"Ujungkan cinta pada kebaikan sisi yang tepat, Tuhan" .

Keikhlasan!, bukan. Hanya sekedar doa akan ketepatan pilihan rasa pada segitiga sisi yang tepat.

Iyan yang berdiri di pagar rumah kos, tiba-tiba terkejut. Fida datang!, kedatangannya tak berkabar, memanggil "Mas" pada posisi masih duduk di motornya yang sama dengan kepunyaan Bilqis.

Kebetulan atau memang sudah di atur?, yang jelas realitasnya Fida datang ketika Bilqis sudah pergi yang membuat Iyan sedikit lega.

"Fida"

Panggilan yang Iyan ucapkan di tengah rasa lega berbalut ketakutan memikirkan kekecewaan Fida.

Raut wajah Fida sudah menunjukkan itu, rasa kecewa!. Dia mengendarai motor masuk ke parkiran sepeda di kos Iyan tanpa turun. Sementara itu, Iyan berjalan mengikutinya dari belakang sembari menutup pintu pagar.

Iyan tahu!, Fida kecewa. Dia hanya bisa mencoba membujuk guna melunakkan hati dengan membantunya melepaskan helm Fida yang sudah berhenti diparkiran motor kos.

"Duduk dulu, Fid" ajak Iyan untuk duduk di kursi depan kamar kosnya.

Tak menjawab, itu yang Fida lakukan. Berjalan menuju kursi saksi tempat kenyaman rasa itu di mulai bersama Fida.

"Tunggu bentar Fid, aku ganti baju" pinta Iyan kepada Fida yang sudah duduk untuk menunggunya berganti pakaian.

Fida tetap tak menjawab, wajahnya cemberut, duduk sedekap, memandang ke depan. Iyan tersudut, berlalu masuk kamar untuk mengganti pakaian.

Dia kenal, mengenal sikap seperti ini sebelumnya dari Fida tapi berbeda karena ini jelas salah. Kesalahan yang sengaja Iyan buat untuk menutupi rasa barunya dengan Bilqis, tidak seperti dulu yang tanpa sengaja.

"Aku harus gimana?" Gumam Iyan yang sudah berganti baju kerja dengan baju biasa.

Nampak di atas lemari pakaian yang terbuat dari plastik terdapat sebuah cokelat silverqueen kesukaan Fida.

Solusi sederhana, berharap pada sebuah cokelat untuk mampu jadi jawaban menyelesaikan kekecewaan di hati Fida.

"Bukankah kesalahan, pasti terjawab dengan kata maaf".

Ucapan Iyan yang sudah mengganti pakaian, berdiri di hadapan Fida sembari memberikan cokelat.

Kali ini Fida menjawabnya "Apa kata maaf cukup untuk sebuah kesalahan?", membalikkan jawaban dengan pertanyaan yang tersirat kekecewaan mendalam di hatinya.

Tak pendek akal, Iyan merayu kembali dengan berkata "Bersama cokelat yang penuh penyesalan ini semoga salahku bisa termaafkan".

Fida tersenyum, menerima cokelat itu sebagai tanda penerimaan kata maaf Iyan hingga membuat suasana mereka kembali cair tanpa sekat kesalahan maupun kekecewaan di hati Fida.

Namun kesalahan Iyan itu, bak boomerang bagi dirinya sendiri karena segitiga rasa yang Iyan jalani memiliki konsekuensi pada tersiksanya hati.

"Tadi di antar sapa?" Tanya Fida memulai obrolan dengan kekecawaan yang sedikit hilang akibat cokelat yang ada di mulutnya.

"Di antar teman kantor" jawab Iyan sambil memandangi Fida yang asyik mengunyah cokelat.

Tiba-tiba Firu datang, seusai dia mandi. Dia berjalan menggelengkan kepala melewati Iyan dan Fida yang duduk di kursi depan kamar Iyan.

Iyan bingung, antara kagum atas keromantisan Iyan dan Fida atau hal lain hingga membuat Firu berjalan menggelengkan kepala di hadapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun