Kecewa!, mungkin itu yang Firu tunjukkan melihat sahabatnya, Iyan yang melakukan kesalahan atas ketidak konsistenannya dalam menjaga rasa untuk Fida.
Namun dia tetap diam, berlalu pergi untuk berjalan menuju kamar mandi. Menunggu segala penjelasan yang akan diberikan oleh Iyan nanti tanpa menjudge dengan kemarahan atas kekecewaan di hatinya.
Firu merupakan salah satu dari dua sahabat dekat Iyan di kos yang tahu dan mengenalnya juga Fida dengan baik. Bahkan tahu seperti apa kedekatan Iyan dan Fida meski tak memiliki kepastian sebuah hubungan
Dia adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan pascasarjana di salah satu universitas Negeri di Surabaya.
Sedangkan sahabat Iyan satu lagi bernama Revo yang juga mahasiswa tapi menempuh pendidikan sarjana di salah satu kampus swasta di Kota Surabaya. Dia juga bekerja paruh waktu sebagai montir dinamo di sebuah bengkel.
Ketiganya sudah bersahabat sejak pertama masuk kos, kurang lebih sudah empat tahun. Selama bersahabat, keakraban mereka terjalin kuat bahkan sering sharing permasalahan baik keluarga, cinta dan ekonomi sehingga membuat satu sama lainnya sedikit banyak tahu.
Iyan yang sudah turun dari motor dengan posisi berdiri, berucap "Terima kasih".
Ucapan sederhana penuh makna balasan kepuasan atas pertolongan yang diterima.
Bilqis tak menyahuti secara lisan, dia hanya mewakilkan balasan pada senyuman manis seraya kembali mengendarai motor untuk kembali ke kosnya.
"Hati-hati!"
Bukan hanya peringatan yang Iyan teriakkan, tapi juga kekhawatiran karena sebuah rasa kepada Bilqis saat sudah berlalu pergi mengendarai motornya.