d. Dalam metode pengajaran kognitif, guru hanya perlu memberikan bahan acuan dasar kepada siswa dan membimbing serta memonitor kegiatan siswa.
e. Siswa harus kreatif dan beralih dari satu materi ke materi lainnya untuk membuat kemajuan lebih lanjut.
Teori kognitif menyatakan bahwa siswa perlu menjadi lebih kreatif saat mereka memproses informasi dan berpikir untuk mengembangkan ide dan memperoleh pengetahuan, daripada hanya bereaksi dan menerima rangsangan. Meningkatkan kemandirian siswa adalah cara lain untuk mendorong kemandirian sejak dini.
Misalnya, siswa dapat bekerja secara mandiri saat memecahkan masalah. Hal ini karena siswa menggunakan pikiran mereka untuk mempertajam ingatan mereka saat belajar tanpa mengandalkan orang lain.
Menurut ilmuwan kognitif, hal ini berarti menciptakan sesuatu yang baru atau mengembangkan ide-ide baru berdasarkan sesuatu yang sudah ada. Menurut teori kognitif, peserta didik harus memiliki kemampuan untuk menciptakan susatu yang baru atau memperbarui sesuatu yang sudah ada sehingga mereka dapat menggunakannya dengan lebih baik. Teori kognitif ini mudah diaplikasikan dan digunakan di semua jenjang pendidikan di Indonesia.
2. Kekurangan teori belajar kognitif
a. Teori ini tidak cukup luas untuk diterapkan pada semua tingkat pendidikan.
Tidak semua teori dan tingkatan pembelajaran dapat diterapkan dengan menggunakan teori kognitif. Beberapa materi sulit untuk dipahami ketika pembelajaran kognitif digunakan, guru harus mengubah teori belajar kognitif dengan teori belajar lain yang sesuai dengan materi dan tingkatan siswa..
Guru juga sulit menyampaikan kepada siswa bahwa proses kerja kelompok merupakan salah satu strategi dari teori kognitif. Karena kesulitan-kesulitan tersebut, guru perlu mengulang-ulang penjelasan hingga siswa memahami proses atau jalannya pembelajaran dengan baik dan efektif agar pembelajaran terjadi dan sesuai dengan harapan.
b. Ingatan siswa tidak dapat digeneralisasikan, sehingga hanya siswa berprestasi dengan ingatan yang baik yang dapat berhasil menerapkan teori tersebut. Karena Pada intinya, teori ini berfokus pada kemampuan memori pelajar sehingga membuat guru selalu mengasumsikan bahwa semua pelajar memiliki kemampuan memori yang sama.
c. Kreativitas dan keingintahuan setiap siswa juga berbeda. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan kemampuan masing-masing siswa.