Prinsip ini berarti bahwa mengajar anak bukan hanya tentang pengembangan intelektual, tetapi juga tentang pengembangan manusia seutuhnya. Apa artinya kemampuan intelektual jika tidak disertai dengan kepedulian dan pengembangan seluruh potensi anak? Oleh karena itu, belajar adalah tentang mengembangkan semua potensi anak, bukan hanya mengisi memori mereka dengan informasi.
c. Belajar melalui wawasan
Wawasan didefinisikan sebagai pemahaman tentang bagaimana setiap elemen terlibat dalam situasi masalah. Oleh karena itu, ketika kita menghadapi masalah yang harus diselesaikan, kita belajar. Hafalan fakta bukanlah bagian dari belajar. Anak-anak memperoleh wawasan yang sangat berguna untuk memecahkan masalah ketika mereka menghadapi masalah.
d. Belajar berdasarkan pengalaman
Pengalaman adalah peristiwa yang dapat memberikan makna dan makna bagi perilaku manusia. Belajar adalah proses terus menerus merekonstruksi pengalaman masa lalu dan memperbaikinya. Ketika seorang anak terpapar api, setelah memproses, menghubungkan, dan menginterpretasikan peristiwa tersebut, ia mungkin menyimpulkan bahwa api adalah sesuatu yang dapat menyebabkan penderitaan dan memutuskan bahwa api harus dihindari. Namun, anak tersebut kemudian merekonstruksi pengalamannya bahwa api juga berguna dan tidak selalu berbahaya; inilah hakikat dari pengalaman. Dengan demikian, proses belajar adalah proses memberikan pengalaman yang bermakna dalam hidup kepada anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H