Menurut Ausubel, Mengkategorikan fenomena baru ke dalam skema yang sudah ada adalah cara anak-anak belajar. Skema saat ini dapat berubah atau berubah selama proses belajar. Anak-anak membuat pembelajaran mereka sendiri selama proses belajar ini. Menurut Mulyati (2005), inti dari teori Ausubel tentang belajar semantik adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan yang ada dalam struktur kognitif seseorang. Ketika guru dapat mengaitkan pelajaran baru dengan ide-ide yang relevan dalam struktur kognitif anak, pembelajaran menjadi hasil atau makna. (Jhoni, dkk 2023)
David P.Ausubel seorang psikolog dari Amerika yang juga telah memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan. ilmu kognitif, pendidikan sains, dan psikologi pendidikan. Ausubel berpendapat bahwa penalaran membantu orang memahami konsep, prinsip, dan ide, dan penalaran membantu orang membuat ide-ide. Dia juga percaya pada gagasan pembelajaran bermakna daripada hafalan. Pembelajaran yang bermakna, bukan hafalan. Apa yang telah diketahui oleh siswa adalah komponen terpenting yang mempengaruhi pembelajaran. Struktur kognitif manusia terdiri dari fakta, ide, dan generalisasi yang diasimilasi dan disimpan dalam ingatan siswa.
Struktur kognitif, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan yang ada dalam bidang studi tertentu dan pada titik waktu tertentu adalah komponen terpenting yang mempengaruhi pembelajaran bermakna. Pembelajaran terjadi ketika Anda mengkategorikan fenomena baru dalam struktur pengetahuan Anda sendiri.
Menurut teori Ausubel, belajar bermakna adalah proses di mana informasi baru dikaitkan dengan konsep-konsep yang relevan yang ada dalam struktur kognitif seseorang. Apa yang telah diketahui siswa adalah komponen utama yang mempengaruhi belajar. (Syaikhul Basyir, dkk. 2023)
Ausubel, percaya bahwa pembelajaran terjadi ketika siswa mampu mengasimilasi pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru, dan bahwa proses pembelajaran berlangsung dalam beberapa tahap;
1) Memperhatikan stimulus
2) Memahami makna dari stimulus tersebut; dan
3) Menyimpan dan menerapkan informasi yang telah dipahami. Menurut ausebel, siswa belajar dengan baik ketika isi pelajaran diidentifikasi dan kemudian disajikan kepada mereka secara akurat dan tepat (pengatur tingkat lanjut), yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengatur pembelajaran mereka. Pengatur lanjutan adalah konsep atau informasi menyeluruh yang mencakup semua isi pelajaran yang perlu dipelajari siswa.
H. Teori Belajar Menurut Aliran Kognivistik Jerome S. Brunner
Jerome S. Bruner (1915-2016) adalah seorang psikolog dan profesor Amerika yang mempelajari fenomena kognitif seperti persepsi, ingatan, dan pembelajaran, terutama pada anak-anak dan remaja. Ia dianggap sebagai salah satu pendiri psikologi kognitif, dan kontribusinya berdampak besar pada sistem pendidikan Amerika. Bruner menerima gelar Ph.D. dalam bidang psikologi dari Universitas Harvard yang bergengsi pada tahun 1941. Sebelum kembali mengajar, ia mengabdi di Angkatan Darat AS sebagai spesialis psikologi militer. Pada tahun 1960-1972, ia mengepalai Pusat Penelitian Kognitif universitas, dan kemudian menerima jabatan profesor di bidang psikologi eksperimental di Universitas Oxford. Menurut Bruner, semua anak secara alami memiliki rasa ingin tahu dan memiliki keinginan yang kuat untuk meningkatkan keterampilan dan menguasai berbagai tugas. Namun, jika tugas tersebut terlalu sulit, mereka akan bosan dan kehilangan minat untuk belajar, sehingga peran guru adalah membuat tugas yang cukup menantang tetapi dapat dilakukan (Jhoni, 2023)
Bruner adalah pendiri konsep belajar melalui penemuan. Dia juga merupakan pendukung kuat teori kognitif, khususnya studi tentang perkembangan fungsi kognitif, dan mencirikan perkembangan kognitif manusia sebagai berikut;