Tepat pada hitungan ketiga Kala tiba-tiba membuka mata dan tangan nya tidak sengaja menyenggol gayung yang dipegang ayah yang memang berada di sampingnya. Ayah yang memang tidak siap dengan pergerakan Kala terkejut dan dengan cepat air yang akan dia siram pada Kala pun berbalik menyiram dirinya sendiri.
   Kala yang saat itu masih mengumpulkan nyawa nya pun kaget dengan apa yang dia lakukan dan ia dengan cengiran khasnya cepat-cepat turun dari kasurnya.
   "Aduh yah maaf banget Kala ga sengaja, hehe" ucapnya sambil menangkupkan kedua tangannya dan langsung berlari keluar kamar.
   Bian dan Jihan yang melihat kejadian itu pun langsung mengalihkan pandangan dan melangkah pelan keluar dari kamar berpura-pura tidak ada yang terjadi.
Sampai tiba-tiba..
   "KALAAA!!!!"
---
   "Jihan belum pulang, Bun?" tanya Shaka sambil asik mencomot kue yang baru saja ibu buat.
   "Belum kak"
   "Tumben banget jam segini belum pulang" Shaka heran sebab tak biasanya si bungsu pulang lewat dari jam 6 sore, Bian dan Kala yang notabene nya anak SMA saja sudah pulang sedari tadi. Kecuali ayah yang memang masih memiliki urusan pekerjaan dan Tio yang masih harus menyelesaikan tugas kelompok nya.
   "Coba kamu susulin sana, dari tadi bunda telfon ga diangkat mulu, mana udah mau maghrib" usul Bunda yang sebenarnya sudah gelisah sedari tadi lantaran anak bungsu nya belum pulang.
   Shaka sudah bersiap sampai ketika dia mau membuka pintu utama, pintu nya sudah terbuka lebih dahulu dari luar, menampilkan Jihan yang baru saja datang dengan wajah sembab nya.