"Gaada kak"
   Shaka sungguh bingung, barang nya saja terkadang ia lupa bagaimana ia bisa tau dimana barang milik adik nya.
   "Coba telfon bunda, tanya ada dimana" saran Shaka karena hanya itu satu-satunya hal yang bisa ia pikirkan.
   Semua orang sudah duduk di meja makan bersiap untuk sarapan, tapi Jihan merasa ada yang kurang, dimana orang yang selalu membuat keributan dengan nya?
   "Bentar, abang Kala dimana?" tanya Jihan sambil celingukan melihat ke sekitar
   "Eh iya, si Kala mana?" Tio yang sejak tadi menikmati sarapan juga kaget karena tidak melihat adiknya disana.
   "Tadi udah lo bangunin lagi kan, Bi?" tanya Shaka karena memang dia tadi menyuruh Bian membangunkan Kala lagi karena sewaktu Shaka membangunkan nya anak itu susah bangun.
   "Udah kak, lagi mandi kali sekarang" jawab Bian, di waktu sekolah pun Kala emang terbiasa bangun siang, disaat semua orang sarapan biasanya ia masih mandi, untuk itu Bian tidak ambil pusing.
   Terhitung 10 menit sejak mereka menyelesaikan sarapan tapi batang hidung Kala belum juga muncul, Jihan bahkan sudah berangkat dengan Tio sedari tadi karena jarak antara sekolah dan rumah nya cukup jauh dibanding Bian dan Kala, sedangkan Tio memang ada kuis jadi ia berangkat lebih awal.
   "Bi, lo yakin si Kala udah bangun?" tanya Shaka memastikan
   "Tadi sih yakin, tapi kalo sekarang ngga deh"