"Eh iya, kakak tahun ini pulang kan? Udah di telfon?" tanya Jihan.
   "Pulang kok, tadi pagi nelfon abang katanya malem nanti sampai" jelasnya.
   "Tumben banget malem, biasa juga siang udah nyampai"
   "Kalo Bian gimana, Bun? Pulang ga?" tanya ayah kepada bunda yang sekarang beralih memasukkan rempah-rempah ke dalam bumbu gulai. Memang seorang ibu itu kuat sekali, bisa melakukan beberapa hal dalam waktu yang bersamaan.
   "Ngga yah, tanggung katanya kalau pulang, bentar lagi lulus" nada suara bunda berubah sendu, sepertinya dia memang merindukan anak tengah nya. Bian memang belum pernah pulang ke tanah air sejak dia melanjutkan studinya, ibu mana yang tidak rindu jika selama itu tidak bertemu dengan anaknya.
   "Mas Tio mana?" tanya Kala berusaha mencairkan suasana.
   "Biasa, lembur" jawab ayah sambil membersihkan tangan nya dari kentang yang kotor.
   "Kebiasasan banget, orang mah mau lebaran gini udah libur" omel Jihan.
   "Telepon sana dek, suruh pulang, jangan kerja mulu gitu" titah bunda
   Baru saja Jihan akan menelepon, si empu yang dari tadi dibicarakan sudah menampakkan diri dalam rumah.
   "Assalamualaikum, wah lagi pada masak nih" ucap Tio ketika melihat semua keluarga nya tengah berkumpul di dapur. Pantas saja sepi, pikirnya.