"Bolehkah aku memilih nenek moyangku?"
"Sudah terlambat. Kita harus menerima apa yang sudah mereka lakukan, lihat saja rumahku. Sangat sempit dan juga gelap," kata pria tersebut sambil tertawa.
"Nenenk moyang kita sama?"
"Bisa jadi. Mereka sama-sama egois, bisanya hanya menghancurkan bumi,"
"Bisakah aku mengingatkan mereka?"
"Aku tidak tahu, hanya saja menurut orang-orang di ujung negeri ini ada sebuah kantor pos di mana kita bisa mengirimkan pesan untuk nenek moyang kita," kata pria tersebut.
"Aku akan kesana, kamu mau ikut?" tanya Piere bersemangat.
"Alatku untuk bergerak sudah rusak, aku tidak dapat terbang tinggi," kata pria tua.
Piere ingat apa yang pernah dikatakan Ayahnya. Sebuah teknologi yang dapat mengirim pesan tanpa batas. Fasilitas itu boleh digunakan oleh siapa saja. Tanpa pikir panjang, Piere langsung pergi ke sudut negeri. Perjalanan menuju ujung negeri ini sangatlah jauh. Piere hampir kelelahan namun dia tidak menyerah.
Setelah terbang selama 1 minggu, akhirnya Piere sampai disebuah bangunan besar yang di dalamnya terdapat kotak pengirim pesan. Piere segera masuk ke dalam bangunan tersebut. Sayangnya, dia harus antri untuk waktu yang tidak sebentar.
Tiba-tiba seorang petugas bertanya kepada orang-orang yang mengantri.